SOMALIA (Arrahmah.com) – Setelah serangan syahid kedua Mujahidin Asy-Syabaab di Beledweyne dalam satu bulan ini pada Selasa (19/11/2013) lalu, pasukan AMISOM bersama dengan pasukan pemerintah sekuler Somalia yang didukung oleh salibis AS malah menolak menarik pasukan mereka dari misi mereka yang jelas menentang perjuangan Mujahidin Asy-Syabaab dalam menegakkan Syariat Islam di Somalia.
Pasukan yang mengklaim diri mereka sebagai pasukan misi penjaga perdamaian Uni Afrika di Somalia atau African Union Mission in Somalia (AMISOM) itu bersama dengan pasukan boneka pemerintah Somalia malah menangkap 200 warga Beledweyne dan mengklaim tindakan brutal mereka itu sebagai penumpasan yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan. Mereka juga dilaporkan telah membunuh enam Mujahidin Asy-Syabaab.
Sementara itu, meski ada empat anggota AMISOM yang berasal dari Djibouti yang tewas dalam serangan syahid Asy-Syabaab, Presiden Djibouti Ismail Omar Guelleh malah menolak untuk menarik 1.000 tentara negaranya yang telah berkomitmen untuk AMISOM dan mengklaim: “Pasukan Djibouti akan berada di Somalia untuk membantu saudara-saudara Somalia mereka dan mereka tidak akan mengubah keputusan mereka, setiap prajurit yang tewas di sana kita berdoa kepada Tuhan untuk memberi mereka surga,” lansir LWJ.
AMISOM dan tentara boneka Somalia telah memulai operasi mereka menentang perjuangan Mujahidin Asy-Syabaab di luar Beledweyne juga. Mereka dilaporkan telah melakukan operasi di Baragta Elow, Afar Irdod, dan desa-desa lainnya 30 kilometer dari Beledweyne, dan pada Ahad (24/11), mereka menduduki kota-kota Baardheere dan Raangaab.
Setelah mengklaim “menjaga” daerah-daerah timur dan barat Beledweyne, pasukan itu saat ini dilaporkan menuju selatan ke kota Bulobarde, kota terbesar kedua di wilayah tersebut yang diyakini sebagai kubu utama Mujahidin Asy-Syabaab.
Meskipun menghadapi serangan militer yang dipimpin oleh Uni Afrika yang didukung oleh salibis AS sejak tahun 2011, Mujahidin Asy-Syabaab telah berhasil mengamankan wilayah luas selatan dan tengah Somalia.
Selama serangan penjajah, Mujahidin Asy-Syabaab dilaporkan belum berhasil mempertahankan kota-kota besar dan kota-kota seperti Mogadishu, Kismayo, dan Baidoa, tetapi mereka berhasil mengendalikan kota-kota seperti Bulobarde dan Barawe.
Kelompok ini telah melewati invasi Ethiopia, yang dimulai pada bulan Desember 2006. Lebih dari enam tahun kemudian, Asy- Syabaab tetap menjadi kekuatan jihad besar di Somalia selatan dan merupakan bagian integral dari jaringan global Mujahidin Al-Qaeda. (banan/arrahmah.com)