KABUL (Arrahmah.com) – Kelakukan para tentara penjajah dan boneka mereka tidak hanya membuat kesal warga Afghan, tetapi juga membuat gusar para petugas medis seperti Aliansi Kesehatan Afghan (AHO) yang memprotes tindak tanduk pasukan yang berada di bawa naungan ISAF itu.
Sebuah informasi yang datang dari Komite Swedia untuk Afghanitan (SCA), salah satu anggota aktif AHO, melaporkan bahwa pasukan AS sekali lagi menyerang salah satu rumah sakit mereka pada awal bulan ini -sebelum keputusan pengusiran mereka dari provinsi Wardak oleh rezim Afghan keluar- di distrik Saydabad di provinsi Wardak, yang didukung oleh SCA.
“Saat itu pagi hari pada 11 Februari, dua helikopter militer ISAF mendarat di desa Dandokai, distrik Saydabab. Tentara asing memasuki fasilitas yang didukung SCA dengan kekuatan, mengikat dan menutup mata penjaga yang sedang bertugas, dan menduduki fasilitas ini selama beberapa jam. Klinik ini ditinggalkan dalam keadaan berantakan, dengan jendela-jendela dan pintu-pintu rusak, peralatan dihancurkan dan obat-obatan berserakan di lantai,” demikian kutipan pernyataan pers AHO pada Selasa (26/2/2013) dalam tuntutan terhadap pasukan asing dan antek mereka untuk menghentikan kekacauan.
Ini adalah kedua kalinya klinik tersebut diserang oleh pasukan NATO dan tentara bayaran mereka pada Desember tahun lalu, merusak peralatan dan jendela serta pintu klinik. Dan fasilitas medis yang sama persis juga pernah dijajah selama dua setengah hari pada Oktober tahun lalu, pasukan penjajah mengambil alih kontrol fasilitas itu dan para pasien serta warga sipil yang ada ditahan, kemudian membebaskan dan meninggalkan mereka begitu saja.
Pasukan AS memiliki sejarah sangat buruk dalam hal perlindungan rumah-rumah sakit di wilayah terpencil, dan telah menyerang rumah sakit yang dikelola SCA pada 2009, menghancurkan fasilitas dan memerintahkan para dokter untuk tidak merawat siapapun hingga nama pasien tercatat di pasukan penjajah NATO.
Beberapa hari lalu rezim Afghan mengeluarkan keputusan untuk memberikan waktu dua minggu bagi pasukan AS dan pembantu mereka untuk meninggalkan provinsi Wardak setelah pemerintah dibanjiri laporan dari warga yang mengeluh tentang penyerbuan rumah warga secara sewenang-wenang, penangkapan tanpa alasan, perampokan serta pembunuhan.
Hal demikian tidak hanya terjadi di provinsi Wardak, di tempat-tempat lain pasukan penjajah juga terus melakukan kerusakan. Parahnya, selama ini mereka beroperasi secara biadab tanpa ada yang melarang dan menghukum. (siraaj/arrahmah.com)