TEPI BARAT (Arrahmah.id) – Pasukan pendudukan “Israel” telah menembak mati seorang remaja Palestina berusia 15 tahun di Tepi Barat yang diduduki, menurut para pejabat Palestina.
Ahmad Enaya, wali kota kota Azzoun di Tepi Barat, mengatakan bahwa sebuah kendaraan militer “Israel” melaju ke kota itu pada Kamis malam (2/3/2023) dan ketika para remaja melemparkan batu ke arah mobil tersebut, para tentara meresponsnya dengan tembakan.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan Muhammad Nidal Salim “terbunuh oleh peluru yang ditembakkan ke arahnya oleh tentara penjajah [Israel] dari belakang.”
Dua orang lainnya terluka, termasuk seorang anak yang berada dalam kondisi kritis, kementerian itu menambahkan, tanpa menyebutkan usia mereka, lansir Al Jazeera.
Militer “Israel” mengklaim dalam sebuah pernyataan bahwa tentara menembaki para tersangka yang melemparkan bahan peledak ke arah pasukan ketika mereka melakukan pencarian di daerah tersebut untuk mencari orang-orang yang melemparkan kembang api ke arah kendaraan-kendaraan Israel yang melintas di dekat Azzoun.
Mereka mengklaim bahwa mereka mengetahui adanya laporan mengenai orang-orang yang terluka namun tidak mengonfirmasi adanya korban tewas dari pihak Palestina.
Kekerasan di Tepi Barat telah meningkat, dengan “Israel” melakukan serangan hampir setiap hari selama setahun terakhir, menewaskan ratusan warga Palestina.
Pada Ahad, kota Huwara di Palestina diserang oleh pemukim ilegal ekstrimis Yahudi, beberapa jam setelah dua pemukim ditembak mati ketika mereka melewati kota di Tepi Barat bagian utara.
Ratusan pemukim membakar rumah-rumah dan mobil-mobil serta melempari batu di Huwara dalam semalam, dan seorang pria Palestina terbunuh di desa Zaatara yang berdekatan.
Amukan para pemukim ilegal digambarkan oleh warga Palestina, dan seorang jenderal Israel, sebagai “pogrom” [serangan penuh kekerasan besar-besaran yang terorganisasi], dengan dukungan nyata dari beberapa politisi terkemuka “Israel”.
Menteri Keuangan sayap kanan “Israel”, Bezalel Smotrich, mengatakan bahwa Huwara harus “dimusnahkan”, yang menyebabkan teguran dari Amerika Serikat.
Pada Senin, orang-orang bersenjata menembak mati seorang pengendara mobil Israel-Amerika, dan pada Rabu pasukan “Israel” yang mencari para tersangka di kamp pengungsi Aqabat Jaber dekat Yerikho menewaskan seorang pria Palestina.
Pasukan “Israel” melakukan tiga serangan berskala besar di kota-kota Palestina sejak pemerintahan baru “Israel” berkuasa pada akhir tahun lalu, termasuk satu serangan di Nablus pada 22 Februari yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa terbesar dari pihak Palestina dalam satu operasi militer Israel sejak tahun 2005.
Kelompok-kelompok Palestina bersenjata baru juga telah muncul, dan telah terjadi serentetan serangan Palestina terhadap warga “Israel”.
Kekhawatiran akan eskalasi sebelum bulan suci Ramadan dan festival Paskah Yahudi telah mendorong Amerika Serikat, Yordania, dan Mesir untuk mengimbau ketenangan.
Setidaknya 66 warga Palestina, termasuk orang-orang bersenjata dan warga sipil, telah terbunuh sejak awal 2023, kata kementerian kesehatan Palestina. Tiga belas warga “Israel” dan seorang turis Ukraina tewas dalam serangan Palestina pada periode yang sama, menurut angka resmi “Israel”. (haninmazaya/arrahmah.id)