ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Pasukan Pakistan dituduh menyergap tentara Amerika dan Afghanistan empat tahun lalu, sebuah serangan yang tampaknya ditutup-tutupi untuk melindungi hubungan yang rapuh antara kedua negara.
Penyergapan, yang sebelumnya telah disalahkan pada gerilyawan, menyebabkan tentara Amerika tewas, menurut sebuah laporan yang bocor.
Para analis mengatakan waktu kebocoran tersebut datang saat AS menumpukkan tekanan mereka pada Pakistan karena dinilai gagal mengatasi kelompok ‘militan’. Informasi ini akan menjadi bukti lebih lanjut dari gangguan dalam hubungan antara kedua negara yang saling bersekutu itu.
Informasi ini diperoleh dari tentara Afghanistan dan Amerika yang hadir selama serangan itu, menurut laporan New York Times.
Mereka telah menyeberang ke Pakistan melalui Teri Mangal pada tanggal 14 Mei 2007, untuk membahas sengketa perbatasan yang sudah menimbulkan bentrokan berdarah.
Pertemuan lima jam yang berlokasi di sebuah sekolah itu kemudian berakhir dan tim bersiap-siap untuk pergi ketika pasukan Pakistan melancarkan serangan, menurut saksi.
Mereka membalas tembakan sebelum melarikan diri dengan helikopter Black Hawk. Dalam insiden tersebut, satu tentara AS tewas, serta empat lainnya (tiga dari Amerika dan seorang dari Afghanistan) terluka.
Kolonel Ahmed Sher Kuchai, komandan penjaga perbatasan Afghanistan, mengatakan ia melihat setidaknya dua tentara Pakistan menembak dari jendela salah satu kelas yang terbuka.
“Insiden itu tidak lebih dari 20 detik, tetapi ini adalah saat hidup dan mati,” katanya.
Awalnya Pakistan menyalahkan gerilyawan sebelum mengganti cerita bahwa insiden itu dilakukan oleh salah satu oknum pasukan dari Frontier Corp.
“Pemerintah menutupi rincian dalam kepentingan menjaga hubungan dengan Pakistan secara utuh,” kata mantan pejabat PBB yang bertugas di Afghanistan dan memiliki penjelasan tentang peristiwa tersebut.
Informasi ini jelas akan sangat berpengaruh bagi AS yang selama ini mengaitkan Islamabad dengan jaringan Haqqani.
Pekan lalu, Laksamana Mike Mullen, mengatakan Haqqanis bertindak sebagai perpanjangan tangan dari Inter-Services Intelligence (ISI) dan menuduh Pakistan mengekspor kekerasan.
Hasan Askari Rizvi, seorang analis politik Pakistan, mengatakan tuduhan terbaru itu merupakan bagian dari perang propaganda.
“Jelas hal ini merupakan upaya untuk menempatkan lebih banyak tekanan pada Pakistan dan menuduh bahwa Pakistan telah bertindak dengan cara yang jahat untuk setidaknya empat tahun,” katanya. (althaf/arrahmah.com)