GOLAN (Arrahmah.id) – Tentara Libanon mengatakan bahwa mereka telah menembakkan gas air mata ke arah pasukan “Israel” di perbatasan sebagai tanggapan atas bom asap yang ditembakkan ke arah pasukannya, meskipun “Israel” mengeklaim bahwa Libanon yang memulai konfrontasi.
Ketegangan telah berkobar di sepanjang perbatasan selama beberapa bulan terakhir, dengan roket-roket yang ditembakkan ke “Israel” selama gejolak kekerasan Israel-Palestina dan para anggota kelompok bersenjata Libanon, “Hizbullah”, atau para pendukungnya berhadapan dengan pasukan “Israel”.
“Elemen-elemen musuh ‘Israel’ melanggar garis penarikan dan menembakkan bom asap ke arah patroli tentara Libanon yang mengiringi sebuah buldoser yang memindahkan sebuah tanggul tanah yang dibangun oleh ‘Israel’ di utara garis penarikan, garis biru, di daerah Bastra,” kata tentara Libanon dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (23/9/2023), lansir Al Jazeera.
Daerah di mana insiden itu terjadi adalah di Chebaa Farms dan perbukitan Kfar Chouba, yang direbut oleh “Israel” dari Suriah selama perang Timur Tengah 1967 dan merupakan bagian dari Dataran Tinggi Golan Suriah yang dicaplok “Israel” pada 1981.
Pencaplokan sepihak tersebut tidak diakui oleh dunia internasional, kecuali oleh pemerintahan mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump, dan Suriah menuntut kembalinya wilayah tersebut. Pemerintah Libanon mengatakan bahwa wilayah tersebut adalah milik Libanon.
Militer “Israel” mengatakan bahwa Libanon-lah yang memulai kekerasan.
“Beberapa waktu yang lalu, tentara [Israel] melihat sebuah kendaraan teknik melintasi Garis Biru dari Libanon ke wilayah ‘Israel’ di daerah Gunung Dov,” sebuah pernyataan dari militer ‘Israel’ mengatakan. “Sebagai tanggapan, tentara [Israel] menggunakan alat pembubaran kerusuhan.”
“Kendaraan itu kembali ke wilayah Libanon,” kata militer.
Ketegangan di perbatasan
Perbatasan Libanon-Israel relatif tenang sejak “Israel” dan “Hizbullah” bertempur selama 34 hari pada 2006. Meskipun demikian, tetap saja ada ketegangan.
Pada April, “Israel” melancarkan serangan udara yang jarang terjadi di Libanon selatan setelah pesawat-pesawat tempur menembakkan hampir tiga lusin roket dari Libanon ke Israel, melukai dua orang dan menyebabkan kerusakan properti.
Pada Juli, pasukan “Israel” menembaki sebuah desa perbatasan Libanon selatan setelah beberapa ledakan terdengar di daerah yang disengketakan di mana perbatasan Suriah, Libanon, dan “Israel” bertemu. (haninmazaya/arrahmah.id)