MAUNGDAW (Arrahmah.com) – Lagi, polisi, Hluntin (polisi anti huru-hara) atau disebut Lon Htin dan Nasaka (pasukan keamanan perbatasan) dan tentara berseragam lainnya kembali menangkapi warga Rohingya di berbagai desa di Maungdaw, Rakhine (Arakan), Burma (Myanmar) pada Ahad (17/6/2012).
Pasukan ‘keamanan’ itu melakukan mencari para pemuda Rohingya, para tetua dari desa Nyaung Chaung hingga Allay Than Kyaw (semua desa di sepanjang jalan Maungdaw).
Berdasarkan laporan Kaladan News, para tentara Burma itu bercokol di Nurullah Para dimana mereka melakukan operasi pembunuhan, penjarahan, penangkapan dan pemerkosaaan serta menghancurkan rumah-rumah warga Rohingya. Para personel pasukan ‘keamanan’ itu mengadakan pertemuan dengan warga desa Rohingya dan mereka mengancam bahwa “kalian akan menghadapi kesulitan yang lebih daripada sekaran”. Mereka juga menjarah harta benda warga Rohingya di desa Pandawpin. Mereka mengambil barang-barang berharga seperti emas dan uang dan menghancurkan setiap item rumah tangga.
Selain itu, 25 pemuda Rohingya ditangkap di desa Pandawpin (Nawbawna) pada Ahad (17/6) pagi setelah pertemuan yang diadakan oleh pasukan ‘keamanan’ itu. 40 pemuda Rohingya dari desa Thayai Gonetan (Knone Na Para), 35 dari desa Oo Doung, 20 pemuda dari desa Bagonena, 5 pemuda dari Kawzabil, dan 9 dari desa Lambagonena, menurut data yang dilansir Kaladan News.
Korban tewas dan terluka
Dua warga Muslim Rohingya terbunuh dan 2 lainnya dilaporkan mengalami luka-luka di desa di kota Kyauktaw. Rashid Ahmad ditembak oleh Nasaka di depan tentara Burma di desa Zawmattat, warga-warga desa Rohingya menguburkan korban di penguburan desa. Sementara Shawfique Ullah ditembak mati oleh Nasaka di depan tentara di desa Lambagogena.
Juga di desa Lambagonena, pemuda Rohingya yang bernama Nawbe Husson disisksa oleh tentara dan rumahnya dihancurkan serta harta bendanya dirampok. Sementara Iddris (putera Shawfi) juga disiksa oleh tentara di desa yang sama.
Desa Gudusara pun tak terlewat dari kekerasan, sebagian besar warga desa melarikan diri dari desa mereka untuk menghindari penangkapan dan penyiksaan oleh tentara dan Nasaka. (siraaj/arrahmah.com)