MAUNGDAW (Arrahmah.com) – Intelijen militer menangkap Anwer, pemilik tiga toko perhiasan berlian pada Senin (30/7/2012), menurut kesaksian seorang pedagang dari Maungdaw.
Sarapa (Intelijen Militer-red), juga menangkap Dil Mohamed (30), Mahmuda Khatun (20) seorang pekerja di rumah zubair. Ia dijemput dari rumah Zubair saat penangkapannya.
Di Maungdaw, otoritas perusahaan GFM telah mulai menjual ponsel sejak satu minggu lalu untuk umum kecuali Muslim Rohingya. Ketika seorang pria Rohingya pergi untuk membeli ponsel, salah satu staf perusahaan mengatakan kepadanya bahwa mereka hanya menjual ponsel untuk mereka yang makan daging babi, lapor Kaladan news.
Para pemuda di desa Oo Daung telah melewati malam-malam tanpa tidur saat Nasaka yang berkemah di luar desa Oo Daung pergi setiap harinya ke desa untuk menangkapi pemuda. Jadi, para pemuda tidak tidur karena takut ditangkap Nasaka. Namun, mereka yang ditangkap Nasaka setelah disiksa akan dilepaskan setelah memberikan uang.
Penduduk desa tidak diijinkan untuk memasak makanan dari jam 6 sore hingga 6 pagi selama jam malam, bahkan mereka tidak diperbolehkan menyalakan lentera, lilin atau lampu. Jika tidak menuruti perintah, maka akan disiksa dan diperas uang mereka. Hamidah Begum (25), berasal dari utara Oo Daung, ia disiksa oleh Nasaka karena menyalakan lampu pada pukul 8 malam dan diperas sebesar 50.000 Kyat darinya agar dirinya tidak ditahan.
Di Akyab, tanah-tanah dari reruntuhan rumah dan masjid yang hancur telah dibuldoser dan diduduki oleh tentara. Situasi kamp pengungsi Rohingya di Sittwe semakin memburuk. Orang-orang mulai sekarat karena kelaparan dan kurangnya perawatan medis.
Pasukan keamanan (Nasaka) setiap malamnya masih menyerang desa-desa di Maungdaw untuk menangkap Rohingya dan para perempuan Rohingya diperkosa, lanjut Kaladan. (haninmazaya/arrahmah.com)