BEITA (Arrahmah.id) – Pasukan “Israel” pada Ahad (17/9/2023) melukai sedikitnya 30 warga Palestina dalam serangan militer ke desa Beita, Palestina, di selatan Nablus.
Pada Ahad (17/9), pasukan “Israel” menyerbu Beita saat fajar, memicu konfrontasi dengan pemuda setempat. Puluhan warga Palestina dirawat karena sesak napas akibat gas air mata.
“Pasukan Israel menggeledah beberapa rumah setelah dengan kekerasan mendobraknya, pada kedua kesempatan tersebut”, Wahaj Bani Moufleh, fotografer dan penduduk Nablus, mengatakan kepada The New Arab.
“Para pemuda di desa tersebut menghajar tentara pendudukan dengan batu selama penggerebekan, dan banyak yang terluka, sebagian besar mengalami sesak napas akibat gas air mata.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa timnya merawat setidaknya 30 orang pada Ahad (17/9) yang menderita luka akibat sesak napas gas.
Penduduk setempat mengunggah di media sosial bahwa pasukan “Israel” menyita kamera keamanan dari desa tersebut.
Pasukan “Israel” menutup semua pintu masuk ke Beita sejak Jumat (15/9), membatasi pergerakan masuk dan keluar desa.
Beita telah menjadi pusat penggerebekan “Israel” sejak 2021, ketika penduduk desa memulai kampanye protes terhadap pos permukiman “Israel” di Gunung Sabih, di tanah Beita.
Pada Februari, Menteri Keamanan “Israel” Ben-Gvir memimpin pawai pemukim “Israel” ke pos permukiman di Gunung Sabih di Beita, menyusul serangan pemukim “Israel” di kota tetangga Hawara.
Serangan “Israel” terhadap desa, kota, dan kamp pengungsi Palestina telah meningkat sejak tahun lalu, menewaskan lebih dari 200 warga Palestina sejak awal 2023.
Sejak 2021, pasukan “Israel” telah membunuh sepuluh warga Palestina selama protes desa tersebut terhadap perluasan permukiman di tanah mereka, dan melukai serta menangkap ratusan lainnya. (zarahamala/arrahmah.id)