GAZA (Arrahmah.id) — Pasukan Israel di Gaza menghancurkan tubuh seorang pria Palestina dengan cara melindasnya menggunakan tank atau buldoser, menurut Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania pada Jumat (1/3/2024).
Pria tersebut diyakini berada dalam tahanan Israel pada saat itu atau baru-baru ini. Tidak jelas apakah dia masih hidup atau sudah mati saat dilindas.
Gambar jenazah setelah insiden tersebut, yang terjadi pada Kamis di daerah Zeitoun, jalan Salah al-Din, dekat pabrik Star di selatan Kota Gaza, dibagikan secara daring oleh kelompok hak asasi manusia, dilansir Middle East Eye (1/3/2024).
Gambar-gambar itu menunjukkan tubuh korban hancur total, tanpa ada cara untuk mengidentifikasinya. Zip tie terlihat di tangan yang tersisa, peralatan yang biasa digunakan pasukan Israel di Gaza untuk menahan warga Palestina.
Juru bicara Euro-Med Muhammad Shehada mengatakan di X bahwa para saksi mengatakan kepada kelompok tersebut bahwa pria tersebut ditahan dan diinterogasi pasukan Israel “sebelum dia ditabrak oleh kendaraan lapis baja”.
Militer Israel mengatakan kepada Middle East Eye bahwa mereka sedang “memeriksa” insiden tersebut.
Ramy Abdu, ketua kelompok hak asasi manusia, mengatakan kepada MEE bahwa mereka yakin ribuan warga Palestina telah dilindas tank Israel.
Sebagian besar, menurut dia, berada di Gaza utara, di tempat-tempat seperti Beit Lahia, Beit Hanoun dan Zeitoun, serta di sepanjang jalan pesisir al-Rashid yang biasa digunakan warga Palestina untuk mengungsi.
“Kebrutalan Israel dalam perang ini tidak ada batasnya,” ujar Abdu kepada MEE.
“Para pemimpin Israel sendiri telah mengadopsi strategi untuk menjelek-jelekkan dan tidak memanusiakan warga Palestina, yang berarti bahwa membakar mereka hidup-hidup pun diperbolehkan dan Anda melihat bahkan tentara Israel berlomba-lomba mempublikasikan cerita di media sosial tentang tingkat kebrutalan yang mereka inginkan untuk menimpa orang-orang Palestina,” papar dia.
Saluran Telegram sayap kanan Israel memuji gambar orang-orang yang tewas di Gaza.
“Ini menunjukkan mereka merayakan kesalahan dan kejahatan yang dilakukan oleh para tentara mereka,” papar Abdu.
Pada Kamis, lebih dari 100 orang tewas ketika pasukan Israel menembaki kerumunan warga Palestina yang mencari bantuan dari konvoi truk di Kota Gaza.
Israel telah menempatkan Gaza dalam posisi yang terkekang, sehingga hanya sedikit atau bahkan tidak ada bantuan atau barang yang bisa masuk ke wilayah tersebut.
Para ahli PBB dan NGO memperingatkan akan terjadinya kelaparan.
Militer Israel menuduh warga Palestina yang kelaparan menyebabkan kehancuran massal. Namun, menurut saksi, rekaman video, dan petugas medis, saat itu ada tembakan keras Israel yang ditujukan ke arah massa pencari bantuan.
Dalam sidang Kongres pada Kamis di Washington, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan lebih dari 25.000 warga Palestina yang dibunuh oleh Israel dalam perang di Gaza adalah perempuan dan anak-anak.
Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan total korban jiwa mencapai lebih dari 30.000 orang, dan sebanyak 7.000 orang hilang yang diduga tewas di bawah puing. Meskipun rincian rincinya belum diberikan, Kementerian Kesehatan mengindikasikan sekitar 70% korban jiwa adalah perempuan dan anak-anak. (hanoum/arrahmah.id)