GAZA (Arrahmah.id) – Pasukan ‘Israel’ membunuh kepala polisi Gaza dan membantai puluhan warga sipil dalam gelombang agresi baru yang mematikan.
Militer ‘Israel’ membunuh Mayor Jenderal Mahmoud Salah, Direktur Jenderal Polisi di Gaza, dan Mayor Jenderal Hussam Shahwan, seorang perwira senior di Dewan Komando Polisi, dalam serangan di daerah Al-Mawasi, Khan Yunis pada Kamis (2/1/2025).
Kementerian Dalam Negeri di Gaza mengecam pembunuhan tersebut sebagai kejahatan keji. Dalam sebuah pernyataan, mereka menuduh pendudukan ‘Israel’ menyebarkan kekacauan dan memperburuk krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.
The Director of Hamas Security Operations in the Gaza Strip, Major General Mahmoud Abu Salah as well as his Assistant and the Director of Investigations, Brigadier General Hussam Shahwan were both murdered an Israeli Airstrike last night near Khan Yunis in Southern Gaza. pic.twitter.com/tndaOcOT7I
— MEHMET VEFA DAG (@AFRICANDEMOC) January 2, 2025
Pernyataan itu mencatat bahwa Mayor Jenderal Salah dan Mayor Jenderal Shahwan dibunuh saat menjalankan tugas kemanusiaan dan nasional mereka, melayani rakyat Palestina di tengah kondisi bencana yang disebabkan oleh agresi ‘Israel’ yang tiada henti.
Menurut kementerian, Mayor Jenderal Salah telah menjadi landasan kepolisian Gaza sejak didirikan 30 tahun lalu, bekerja tanpa lelah untuk menjaga keamanan di Jalur yang terkepung.
Al-Jazeera melaporkan bahwa 10 warga Palestina lainnya tewas ketika tenda-tenda yang menampung keluarga-keluarga pengungsi di Al-Mawasi dibom. Di antara para korban terdapat empat anak-anak dan tiga wanita, yang dilaporkan tewas saat mereka tidur.
From the site of the massacre committed by the occupation in Mawasi Khan Yunis, as a result of which 11 martyrs, including childre and the Director General of Police in the Gaza Strip, Major General Mahmoud Salah, and his assistant, Brigadier General 👇🏻🙏🏻https://t.co/RLuHkdV27z pic.twitter.com/vafwuFFPYn
— Abeer jamal 🎀 (@A312Abeer) January 2, 2025
Serangan tambahan di desa Bani Suhaila, selatan Khan Yunis, dilaporkan menelan dua nyawa lagi.
Al-Jazeera juga melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan di Jabaliya Al-Balad di Gaza utara telah meningkat menjadi 10.
Kota Gaza juga mengalami pengeboman hebat, yang menewaskan 20 orang hanya dalam waktu dua jam. Serangan tersebut menargetkan sejumlah wilayah termasuk Kamp Al-Shati, Al-Rimal, dan Al-Shaaf.
Tujuh warga Palestina juga tewas di sebelah timur Deir al-Balah di Jalur tengah.
Sejak 5 Oktober, wilayah utara Gaza, termasuk kamp pengungsi Jabaliya, Beit Lahia, dan Beit Hanoun, telah menjadi sasaran serangan gencar ‘Israel’.
Serangan ini telah menewaskan sekitar 4.000 warga Palestina dan menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi.
Sementara itu, tim Pertahanan Sipil di Gaza berjuang untuk menanggapi kehancuran.
Mahmoud Basal, juru bicara Pertahanan Sipil, menyatakan bahwa pasukan ‘Israel’ secara aktif menghalangi operasi penyelamatan, mengancam dan menangkap anggota kru. Meskipun ada ancaman ini, tim penyelamat tetap bertahan dalam kondisi berbahaya.
Krisis kesehatan di Gaza juga meningkat. Dr. Marwan Al-Hamas, direktur rumah sakit lapangan Kementerian Kesehatan Gaza, melaporkan bahwa delapan orang, termasuk tujuh bayi, meninggal karena suhu beku.
Ia memperingatkan bahwa wilayah tersebut menghadapi kekurangan makanan, obat-obatan, dan tempat berlindung yang parah, yang mengakibatkan banyak orang kelaparan atau meninggal karena kedinginan. (zarahamala/arrahmah.id)