TEPI BARAT (Arrahmah.id) – Pasukan “Israel” membunuh enam warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, termasuk seorang anak berusia lima tahun, dalam 48 jam terakhir.
Pada Ahad (7/1/2024), pasukan “Israel” membunuh tiga warga Palestina, termasuk seorang anak perempuan berusia lima tahun, di sebuah pos pemeriksaan di utara Yerusalem, dan pada Senin malam (8/1), pasukan “Israel” membunuh tiga warga Palestina lainnya dalam serangan militer di Tulkarem.
Pada Senin malam (8/1), pasukan “Israel” membunuh tiga pemuda Palestina di luar kamp pengungsi Tulkarem tak lama sebelum menyerbu kamp tersebut. Warga menggambarkan pembunuhan itu sebagai tindakan yang “brutal”.
Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi ketiga pria tersebut sebagai Tareq Shaheen (23), Ahed Mousa (21), dan Yousef Kahwli (20).
“Pasukan pendudukan mengepung beberapa pemuda di luar kamp dan mulai menangkap beberapa dari mereka, sehingga mereka mulai melarikan diri”, Faisal Salameh, seorang warga Tulkarem dan aktivis politik di kota tersebut, mengatakan kepada The New Arab.
“Saat mereka berlari, pasukan pendudukan melepaskan tembakan ke arah mereka dari sudut lain dan langsung membunuh mereka, semuanya ditembak di kepala,” kata Salameh. “Kemudian, sebuah jip militer pendudukan secara brutal menggulingkan tubuh salah satu pemuda”.
“Tak satu pun dari ketiga pemuda tersebut memiliki masalah sebelumnya dengan pendudukan; tidak satu pun dari mereka yang dicari oleh mereka”, tambahnya.
Rekaman video yang dikaitkan dengan serangan “Israel” pada Senin (8/1) di Tulkarem beredar di media sosial. Gambar tersebut menunjukkan sekelompok pemuda ditembak dan, tiga orang terjatuh ke tanah, kemudian sebuah kendaraan militer lewat di atas salah satu dari mereka.
Rekaman video lain yang di-tweet oleh tentara “Israel” menunjukkan insiden tersebut dari sudut yang berbeda tetapi tidak termasuk tubuh yang terguling oleh kendaraan militer. Dalam kedua rekaman tersebut, salah satu pria tampak memegang senjata, yang dijatuhkannya saat ditembak. Sementara yang lain tidak bersenjata.
Media “Israel” melaporkan pembunuhan tiga “teroris”. Brigade Tulkarem berduka atas ketiga pria tersebut dalam sebuah pernyataan, dan hanya mengidentifikasi satu orang, Yousef Khawli, sebagai salah satu pejuangnya.
“Yousef Khawli baru saja lulus universitas, dan dia sedang mempersiapkan rumahnya untuk pernikahan,” Hussein Ali, seorang warga kamp pengungsi Tulkarem, mengatakan kepada TNA.
“Ahed Mousa adalah putra dari sebuah keluarga yang pindah dari Gaza pada awal 1990an, dan dia juga lulusan baru yang mencari pekerjaan untuk membantu orang tuanya. Tareq Shaheen adalah seorang pekerja, dan tubuhnyalah yang digulingkan oleh jip pendudukan. Petugas medis membutuhkan waktu setengah jam untuk mengidentifikasinya karena cacatnya,” jelasnya.
“Tareq dari kota Tulkarm, sedangkan Ahed dan Yousef dari kamp pengungsi, ketiganya dari keluarga kelas pekerja, semuanya pemuda baik-baik yang memiliki impian dan harapan masa depan,” ujarnya.
“Satu jam kemudian, pendudukan mengepung kamp dan menggerebeknya, melibas jalan-jalan yang sudah dibuldoser, dan menyebabkan lebih banyak kerusakan pada infrastruktur”, tambahnya.
Faisal Salameh menyatakan, “Kerusakan tersebut menyebabkan terputusnya aliran listrik dan air di lokasi pengungsian”.
Pada Ahad (7/1), pasukan “Israel” membunuh tiga warga Palestina di utara Yerusalem di sebuah pos pemeriksaan militer “Israel”. Korban diketahui bernama Mohammad Abu Eid (37), Duha Abu Eid (31), dan Ruqayya Jahalin (5).
Media “Israel” mengutip pasukan “Israel” yang mengatakan bahwa tentara mereka melepaskan tembakan ke kendaraan Palestina yang dikendarai oleh Mohammad Abu Eid, yang ditemani istrinya Duha, setelah mereka mencoba menabrak tentara “Israel” dan melukai seorang tentara wanita.
Pasangan itu adalah orang tua dari empat anak kecil. Keluarga mereka membantah tuduhan pasukan “Israel” pada Senin (8/1). Mereka berbicara kepada media di rumah mereka di desa Biddu, sebelah utara Ramallah.
“Mohammad adalah seorang pekerja konstruksi. Dia dan istrinya memiliki empat anak, dua perempuan dan dua laki-laki,” Nimer Abu Eid, kerabat korban, mengatakan kepada media Palestina.
“Itu tidak mungkin,” kata Abu Eid membantah klaim “Israel”. “Dia [Mohammad] dan istrinya akan menghadiri pemakaman di desa Beit Iksa [di seberang pos pemeriksaan],” tambahnya.
Rekaman video yang dirilis tentara “Israel” menunjukkan sebuah mobil memasuki pos pemeriksaan tanpa melambat dan mendekati dua tentara dalam jarak yang sangat dekat, kemudian melaju melalui pos pemeriksaan ketika tentara melepaskan tembakan ke arah itu.
Dalam kejadian tersebut, seorang gadis berusia lima tahun, Ruqayya Jahalin, tewas terkena tembakan tentara “Israel”. Anak itu berada di kendaraan terpisah.
“Ruqayya bersama ibunya di dalam minibus angkutan umum, hendak mengunjungi kerabatnya di Beit Hanina, di seberang pos pemeriksaan,” kata kakek Ruqayya kepada TNA, Senin (8/1).
“Sungguh kehilangan yang sangat berat, perasaan kami tidak terlukiskan”, kata sang kakek. “Saya akan lindungi dia dari apa pun, rasanya dia jatuh dari tangan saya. Semoga Allah mengampuni jiwanya”, serunya.
“Tentara “Israel” menelepon kami dan mengatakan bahwa Ruqayya terbunuh dan mereka mengambil jenazahnya untuk diperiksa kondisi kematiannya dan akan mengembalikannya kepada kami,” tambah sang kakek.
Pada Selasa (9/1), kakek Ruqayya mengatakan kepada TNA bahwa pasukan “Israel” belum mengembalikan jenazah cucunya selama dua hari dan mereka belum menelepon kembali keluarganya.
Pasukan “Israel” telah meningkatkan jumlah pos pemeriksaan di Tepi Barat sejak 7 Oktober, dan juga menutup beberapa jalan bagi warga Palestina. Sementara itu, serangan “Israel” terus meningkat di seluruh Tepi Barat, terutama di kota-kota di bagian utara dan kamp-kamp pengungsi.
Dalam sembilan hari pertama sejak awal 2024, “Israel” telah membunuh 126 warga Palestina, termasuk 21 orang di Tepi Barat. (zarahamala/arrahmah.id)