LONDON (Arrahmah.com) – Tiga unit militer Inggris di Afghanistan harus menghadapi tindakan serius setelah Departemen Pertahanan Inggris merilis rincian mengenai insiden penyerangan tentara terhadap warga sipil Afghanistan.
Pengungkapan Departemen Pertahanan, menanggapi permintaan di bawah Freedom of Information Act yang dibuat oleh Guardian, mengungkapkan bahwa para korban yang disebabkan oleh pasukan Inggris menyeru dilakukannya penyelidikan mengenai perilaku mereka.
Sembari mengumumkan informasi tentang 21 insiden, Kementrian Pertahanan mengungkapkan bahwa Garda Coldstream menembak empat warga sipil di Kabul selama tiga minggu, Royal Marine komando membunuh dan mencederai warga sipil delapan kali dalam enam bulan, dan unit ketiga, Rifles, terlibat dalam insiden tiga tahun lalu.
Di antara korban adalah anak-anak, dan dalam salah satu insiden, seorang pria dengan keterbelakangan mental juga ikut menjadi korban keberingasan mereka.
Rincian serangan itu tidak dirilis pada waktu itu. Tetapi insiden itu merupakan sebagian kecil dari ribuan insiden yang diungkapkan oleh WikiLeaks di musim panas ini.
Sementara itu, berbagai macam desakan menyerukan para pemimpin negara-negara di Eropa menantiang presiden AS, Barack Obama, mengenai pembongkaran rahasia perang oleh Wikileaks serta terbongkarnya kekerasan yang terjadi di Irak. Menurut laporan, isu ini akan diangkat sebagai salah satu topik dalam pertemuan UE-AS bulan depan. (althaf/arrahmah.com)