KABUL (Arrahmah.id) — Pasukan keamanan Taliban atau Imarah Islan Afghanistan (IIA) menewaskan sejumlah besar warga Tajik dan Pakistan, serta menangkap banyak lainnya yang terlibat dalam serangan terhadap tokoh agama, masyarakat, dan rumah ibadah. Informasi ini diungkapkan oleh seorang pejabat senior IIA dalam konferensi pers di ibu kota Kabul hari Ahad (31/12/2024).
Mohammad Yaqoob Mujahid, Menteri Pertahanan yang ditunjuk oleh Taliban, menyampaikan laporan bahwa dalam kurun waktu 12 bulan terakhir, “puluhan warga Tajik dan lebih dari 20 warga Pakistan tewas dalam operasi oleh pasukan keamanan kami,” seperti dilansir laporan Associated Press (31/12).
Mujahid melanjutkan dengan mengungkapkan sejumlah besar warga Tajik dan ratusan warga Pakistan, yang terlibat dalam berbagai insiden, juga berhasil ditangkap selama periode tersebut.
Dia menggunakan kesempatan ini untuk mendorong negara-negara tetangga dan regional untuk memantau batas-batas mereka dengan ketat.
Dalam perkembangan terpisah, ketegangan antara Kabul dan Islamabad meningkat seiring dengan ratusan ribu warga Afghanistan meninggalkan Pakistan.
Ini terjadi setelah otoritas Pakistan memulai pengejaran terhadap warga asing yang dianggap berada di negara tersebut secara ilegal. Pihak berwenang melakukan pemeriksaan dokumen imigran secara door-to-door, mengikuti batas waktu pada 31 Oktober.
Mujahid juga mencatat penurunan signifikan sebesar 90% dalam serangan yang dilancarkan oleh kelompok militan Islamic State Khurasan Provience (ISKP) selama setahun terakhir.
Kelompok militan ini telah melakukan serangan besar-besaran yang menargetkan kelompok Syiah di seluruh Afghanistan.
Sejak IIA mengambil alih kendali Afghanistan pada Agustus 2021, ISKP muncul sebagai lawan yang tangguh.
Serangan mereka melibatkan Kabul, provinsi-provinsi di utara, dan daerah-daerah dengan populasi Syiah yang signifikan, yang dianggap sebagai murtad oleh mereka. (hanoum/arrahmah.id)