DAMASKUS (Arrahmah.com) – Pasukan boneka Suriah membunuh setidaknya tujuh warga, termasuk seorang anak laki-laki berusia 13 tahun, saat ribuan demonstran keluar dari masjid-masjid dan berbaris menuju tempat-tempat pemakaman untuk merayakan Idul Fitri pada hari Selasa (30/8/2011), lansir AP pada Rabu (31/8).
Selama libur yang berlangsung tiga hari dan dimulai hari Selasa (30/8), menandai berakhirnya bulan Ramadhan, waktu yang diharapkan oleh para demonstran sebagai titik balik bagi lima bulan pemberontakan. Sebaliknya, pemerintah terus-menerus melancarkan tindakan kekerasan terhadap para demonstran yang terus mengungkapkan kemarahan mereka atas rezim Assad.
“Mereka dapat menembak dan membunuh sebanyak yang mereka inginkan, kami tidak akan pernah berhenti menyerukan perubahan rezim,” kata seorang aktivis di provinsi Daraa pada Associated Press melalui telepon.
Sementara itu, di Washington, pemerintahan Obama mengumumkan sanksi baru terhadap Suriah. AS melarang setiap transaksi apapun dengan Suriah, terutama dengan menlu Suriah, Walid al Moallem, penasihat Presiden Bashar Al-Assad, Buthainda Shaaban, dan dubes Suriah untuk Libanon, Ali Abdul Karim Ali. Selain itu, Departemen Keuangan pun membloking aset para pejabat Suriah yang ada di Amerika Serikat.
Pertumpahan darah pada hari Selasa (30/8) terjadi di provinsi Daraa, pusat kota Homs, Damaskus dan sekitarnya. Komite Koordinasi Lokal menyatakan bahwa enam orang tewas di provinsi Daraa dan satu orang di Homs. Seorang aktivis di Daraa membenarkan adanya enam korban akibat tindakan brutal pasukan Assad. Ia menyatakan empat orang tewas di desa Al Harra dan dua lainnya di Inkhil. Korban di desa Al Harra termasuk bocah laki-laki berusia 13 tahun.
Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di London melaporkan adanya pertempuran berat di distrik Qaboun, Damaskus, dengan lima orang cedera.
Menurut keterangan PBB, lebih dari 2.200 orang telah terbunuh sejak pemberontakan berlangsung bulan Maret lalu, yang dipicu oleh gelombang pemberontakan yang menyapu dunia Arab.
Pemerintah Suriah meningkatkan penindasan mereka secara dramatis awal Ramadhan ini. (althaf/arrahmah.com)