WASHINGTON (Arrahmah.com) – Militer AS telah menyita Injil yang akan diberikan kepada para muslim lokal oleh tentara AS, kata seorang juru bicara militer.
Cuplikan video yang juga disiarkan oleh Al Jazeera pada Senin (4/5) memperlihatkan para tentara yang tengah mempersiapkan diri untuk mengkristenkan oran-orang Afghanistan.
Beberapa tentara yang muncul di video juga sudah kena tegur, kata pemerintah AS dan pejabat militer.
Video yang diambil sekitar setahun lalu ini memperlihatkan para pendeta militer yang ditempatkan di pangkalan udara AS di Bagram sedang membicarakan bagaimana caranya untuk menyebarkan Alkitab yang tercetak dalam bahasa Pashto dan Dari (bahasa utama Afghanistan).
Laksamana Mike Mullen, pimpinan Kepala Staf Gabungan, memberi tahu bahwa dirinya tidak mengetahui detail cuplikan video tersebut. Mullen menyatakan bahwa tentara AS tidak pernah ditugaskan untuk menyebarkan agama.
“Dari perspektif militer Amerika Serikat, bukan tugas kami untuk memaksakan agama apapun ketika kami bertugas,” katanya dalam penjelasan singkat Pentagon di Washington pada Senin (4/5).
Meskipun Mullen mengatakan bahwa peraturan militer AS melarang penyebaran agama, tetapi dalam potong cuplikan video lain, salah seorang pendeta seolah-olah memperlihatkan bahwa tindakan mereka berada dalam sebuah putusan regulasi yang dikenal dengan nama General Order Number One.
Dari Kabul, Ahmed Shah Ahmedzai, mantan perdana menteri Afghanistan mengatakan pada Senin (4/5): “Inilah sebuah penyimpangan dari apa yang seharusnya mereka (tentara AS) lakukan di Afghanistan.”
“Semua ini akan merusak hubungan diplomatis antara kedua negara … semua orang tahu rakyat Afghanistan sangat konservatif, sangat yakin pada Islam. Mereka tidak akan pernah menerima agama lainnya,” lanjut Ahmedzai. (Althaf/alj/arrahmah.com)