DAMASKUS (Arrahmah.id) – Pembicaraan sedang berlangsung mengenai apakah pasukan AS dan Prancis dapat mengamankan zona perbatasan di Suriah utara sebagai bagian dari usaha untuk meredakan konflik antara Turki dan pasukan Kurdi Suriah yang didukung Barat, seorang pejabat senior Kurdi Suriah mengatakan, demikian laporan Reuters.
Ankara telah memperingatkan bahwa mereka akan melakukan serangan lintas perbatasan ke Suriah timur laut terhadap milisi YPG Kurdi jika kelompok tersebut tidak memenuhi tuntutan Turki.
Turki menganggap YPG, yang menjadi ujung tombak Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang bersekutu dengan Amerika Serikat, sebagai kelompok teroris yang terkait dengan militan PKK Kurdi yang telah melancarkan pemberontakan melawan negara Turki selama 40 tahun.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan pada awal pekan ini bahwa Paris tidak akan meninggalkan SDF, yang merupakan salah satu dari sekian banyak pasukan oposisi selama perang yang telah berlangsung selama 13 tahun di Suriah.
“Amerika Serikat dan Prancis memang bisa mengamankan seluruh perbatasan. Kami siap untuk koalisi militer ini untuk memikul tanggung jawab ini,” kata Ilham Ahmed, wakil ketua urusan luar negeri untuk pemerintahan Kurdi di wilayah utara di luar kendali pemerintah pusat Suriah, seperti dikutip oleh TV5 Monde.
“Kami meminta Prancis untuk mengirim pasukan ke perbatasan ini untuk mengamankan zona demiliterisasi, untuk membantu kami melindungi wilayah ini dan menjalin hubungan baik dengan Turki.”
Baik kementerian luar negeri Prancis maupun Turki tidak segera menanggapi permintaan komentar. Departemen Luar Negeri AS tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Tidak jelas bagaimana Turki akan menerima inisiatif semacam itu, mengingat Ankara telah bekerja selama bertahun-tahun untuk mengamankan perbatasannya dari ancaman yang datang dari Suriah, dan telah bersumpah untuk menghancurkan YPG.
“Segera setelah Prancis meyakinkan Turki untuk menerima kehadirannya di perbatasan, maka kita dapat memulai proses perdamaian,” kata Ahmed. “Kami berharap semuanya akan selesai dalam beberapa minggu mendatang.”
Sebuah sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa pembicaraan semacam itu sedang berlangsung, tetapi menolak untuk mengatakan seberapa maju atau realistisnya pembicaraan tersebut. (haninmazaya/arrahmah.id)