SANAA (Arrahmah.com) – Pasukan loyalis pemerintah Yaman telah membuat kemajuan di Taiz, kota ketiga negara itu, mengambil alih markas keamanan dan gedung gubernur, menyusul bentrokan hebat dengan milisi Syiah Houtsi, sebagaimana dilansir oleh Al Jazeera, Sabtu (15/8/2015).
Pasukan pendukung presiden Yaman yang diasingkan, Abd Rabbu Mansur Hadi, sudah lebih mendekat ke istana presiden di kota itu, yang terletak sebelah barat daya ibukota Sanaa, dan pangkalan militer masih berada di bawah kendali milisi Syiah Houtsi, kata sumber-sumber militer.
Sebuah sumber militer mengatakan kepada Al Jazeera bahwa setidaknya 22 pasukan tewas dalam pertempuran di Taiz, dimana para analis menganggap sebagai pintu gerbang menuju Sanaa, ibu kota yang dikuasai oleh milisi Syiah Houtsi awal tahun ini.
Reporter Al Jazeera, Hamdi al-Bakari, yang melaporkan dari Yaman, mengatakan bahwa Houtsi masih mengendalikan tiga brigade penting di kota itu.
Kemajuan yang dialami oleh pasukan pro Hadi telah didukung oleh senjata dan pasukan dari negara Teluk tetangga Yaman, seperti Arab Saudi yang memimpin koalisi pesawat tempur yang menyerang posisi milisi Syiah Houtsi.
Pasukan pro Hadi, pada Sabtu (15/8/2015), juga mengumumkan bahwa mereka telah menguasai Shabwa, provinsi di bagian selatan Yaman, yang merupakan provinsi kelima di wilayah itu yang berhasil diambil alih pada bulan lalu.
Houtsi mundur dan “menyerahkan” Shabwa kepada pasukan pro-pemerintah setelah mereka dijanjikan rute aman keluar dari provinsi, seorang pejabat militer mengatakan kepada kantor berita AFP.
Para pejabat militer lainnya mengkonfirmasi bahwa Houtsi telah terdesak keluar.
Para pejabat militer mengatakan pekan ini bahwa gubernur pro Houtsi dari Shabwa – yang memiliki cadangan minyak yang cukup besar – telah melarikan diri saat pasukan pro pemerintah telah siap memasuki provinsi.
Mereka juga menuduh Houtsi menanam ranjau darat di gedung-gedung pemerintah di Shabwa, seperti yang mereka lakukan di provinsi lain sebelum melarikan diri.
Pasukan loyalis pemerintah di selatan pada bulan lalu melancarkan serangan terhadap Houtsi, mendesak mereka keluar dari selatan kota Aden pada pertengahan Juli. Mereka kemudian merebut kembali provinsi Daleh, Lahj dan Abyan.
Sumber-sumber militer mengatakan bahwa pasukan koalisi telah memberikan pasukan pro-Hadi persenjataan berat modern dalam beberapa pekan terakhir, termasuk tank dan pengangkut personel, serta tentara Yaman yang dilatih di Arab Saudi.
Menurut angka PBB, konflik Yaman telah menelan korban hampir 4.300 orang sejak Maret, separuh dari mereka adalah warga sipil, sementara 80 persen dari 21 juta warga Yaman membutuhkan bantuan dan perlindungan.
(ameera/arrahmah.com)