YAMOUSSOUKRO (Arrahmah.com) – Para komandan pasukan Negara-negara Kerjasama Ekonomi Afrika Barat (ECOWAS) dalam pertemuan pada Selasa (27/3/2013) di Yamoussoukro, Pantai Gading menegaskan bahwa pasukan ECOWAS yang saat ini berada di Mali dalam tiga bulan ini akan berubah status menjadi Pasukan “Penjaga Perdamanaian PBB”, laporan Sahara Media.
Panglima Tentara Nasional Pantai Gading, Jendral Samuela Bakayouko, kepada para wartawan mengatakan, “Kami semua telah bersiap-siap untuk merubah Pasukan Misi Nasional Pendukung kepada Mali menjadi Pasukan Penjaga Perdamaian di bawah kendali PBB. Perubahan status ini akan memerlukan waktu selama tiga bulan.”
Pernyataan Panglima Tentara Nasional Pantai Gading itu disampaikan setelah para komandan pasukan ECOWAS menggelar pertemuan selama dua hari untuk membahas perang melawan mujahidin Islam di Mali Utara. Saat ini Pantai Gading menjadi Sektretaris Jendral ECOWAS. ECOWAS telah mengerahkan ribuan pasukan dari beberapa negara anggotanya untuk membantu pasukan salibis Perancis dan pasukan rezim sekuler Mali dalam invasi militer di Mali Utara.
Jendral Bakayouko menegaskan bahwa jumlah pasukan baru tersebut “lebih besar, lebih solid dan dipersiapkan secara lebih baik sehingga juga menuntut anggaran yang lebih besar” disbanding pasukan ECOWAS yang saat ini telah berperang di Mali Utara.
Wakil Sekretaris Jendral PBB untuk urusan operasi “pasukan perdamaian PBB” di Mali, Edmond Mulet, pada pertengahan Maret 2013 lalu telah menegaskan bahwa PBB menginginkan penempatan penuh misi pasukan PBB untuk “menciptakan stabilitas keamanan di Mali pada bulan Juli mendatang untuk menggantikan misi pasukan ECOWAS dan pasukan Perancis.”
Pasukan misi ECOWAS di Mali saat ini berkekuatan sekitar 6300 tentara Afrika Barat dan Chad, ditambah sekitar 6000 tentara penjajah salibis Perancis. Pasukan misi ECOWAS di Mali masih mungkin ditingkatkan menjadi 10000 tentara dengan mengerahkan tentara Burundi dan Mauritania.
Sekretaris Jendral PBB, Ban Ki Moon, dalam laporannya pada Selasa (27/3/20013) telah menegaskan bahwa PBB akan mengerahkan 11.200 tentara baru dalam misi “Pasukan Perdamaian PBB” untuk memerangi “kelompok-kelompok Islam” di Mali Utara.
Selama dua bulan terakhir, 6000 pasukan penjajah salibis Perancis dan 6300 tentara rezim sekuler ECOWAS telah dikerahkan di Mali Utara. Mereka bahu-membahu dengan pasukan rezim sekuler Mali untuk memerangi mujahidin Islam yang menerapkan syariat Islam di Mali Utara. Perancis, Barat, PBB dan ECOWAS memandang penerapan syariat sebagai “bahaya terbesar di kawasan Afrika Barat.” (muhibalmajdi/arrahmah.com)