GAZA (Arrahmah.com) – Puluhan pasien di Jalur Gaza menyerukan untuk membuka perbatasan, terutama perbatasan Rafah, dan mencabut blokade untuk memungkinkan mereka melakukan perjalanan untuk mendapatkan pengobatan.
Seruan ini diselenggarakan oleh Komite Nasional pada Selasa (7/1/2014) pagi di depan markas Komisaris Tinggi, di mana para pengunjuk rasa melambaikan spanduk yang mengecam blokade dan penutupan perbatasan.
Salah satu pasien yang terluka, Mohammed Kahlout, menyerukan kepada pemerintah Mesir untuk membuka perbatasan Rafah, untuk memungkinkan para pasien melakukan perjalanan untuk mendapatkan pengobatan.
Sementara itu, Abdullah Hajjar, dari Salama (Safety) Association, memperingatkan akibat dari blokade yang dikenakan pada Gaza oleh otoritas pendudukan “Israel”, mengatakan bahwa blokade tersebut mencegah masuknya bantuan medis dan kebutuhan kesehatan ke Jalur Gaza.
Dia menunjukkan bahwa banyak pasien cacat yang perlu segera dioperasi dan mendapatkan pengobatan di luar negeri, sementara lebih dari 1.250 pasien yang terluka sangat membutuhkan peralatan medis, obat-obatan, dan listrik untuk mengoperasikan alat-alat medis agar dapat membantu mereka tetap bertahan hidup.
Hajjar mengatakan bahwa sejumlah besar orang yang sakit dan terluka, yang tidak bisa melakukan perjalanan, akhirnya meninggal setelah kondisi kesehatan mereka semakin memburuk sebagai akibat dari blokade dari penutupan perbatasan.
Hajjar menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mendesak pendudukan “Israel” untuk segera mencabut blokade Gaza.
Dia juga meminta Menteri Kesehatan di seluruh dunia untuk mendukung sektor kesehatan di Gaza, dan mendesak pemerintah Mesir untuk membuka perbatasan Rafah dan mengizinkan pasien yang terluka dan sakit untuk melakukan perjalanan untuk menerima pengobatan di luar negeri. (ameera/arrahmah.com)