BANDA ACEH (Arrahmah.com) – Pascateror granat di pusat kota Banda Aceh dan penembakan di Desa Uram, Kecamatan Geureudong Pasee, Kabupaten Aceh Utara, dalam sepekan terakhir mengakibatkan kenyamanan masyarakat terusik meski situasinya masih dalam kategori aman.
“Hasil analisis Koalisi NGO HAM menyimpulkan bahwa kondisi Aceh saat ini masih aman tapi tidak nyaman. Masih aman itu dapat dilihat dari aktivitas masyarakat yang masih seperti biasa,” kata Direktur Koalisi NGO HAM Aceh Evi Narti Zain di Banda Aceh, Selasa (6/12/2011).
Insiden itu, ujarnya. telah mengingatkan kembali masa konflik bersenjata di daerah paling ujung barat pulau Sumatera itu.Ledakan granat pada Kamis (1/12) di kota Banda Aceh yang mengakibatkan tiga mahasiswa luka-luka dan penembakan di pedalaman Kabupaten Aceh Utara pada Minggu (4/12) telah menewaskan tiga warga serta membuat lima orang lainnya kritis.
Pelemparan granat di kota Banda Aceh dan penembakan di kabupaten Aceh Utara yang dilakukan orang tidak dikenal (OTK) telah menambah daftar panjang kasus teror dan menodai perdamaian di daerah itu.
“Kami berharap aparat keamanan dapat mengatisipasi dan mengusut para pelaku yang telah mengakibatkan warga meninggal dan cidera sehingga dapat mengembalikan rasa aman dan nyaman di kalangan masyarakat,” katanya.
Meski sudah enam tahun lebih suasana damai telah dirasakan masyarakat Aceh, namun, ia mengatakan sebagian diantaranya masih mengalami trauma konflik. “Kenyataan itu bukan hanya perkiraan atau mengada-ngada tapi berdasarkan pengalaman mendampingin korban pascakonflik bersenjata di Aceh,” katanya.
Koalisi NGO HAM meminta aparat kepolisian untuk bekerja maksimal, bukan hanya untuk menangkap pelaku teror, tapi juga harus mampu mencegah terjadinya kembali teror yang semakin meresahkan masyarakat itu dengan pendekatan persuasif.
“Penanganan tersebut kami harap tidak menimbulkan masalah pelanggaran HAM baru seperti jatuhnya korban dari masyarakat yang tidak bersalah,” kata Evi. (ant/arrahmah.com)