ANKARA (Arrahmah.com) – Pemerintah Turki pada Sabtu (23/7/2016) menahan ajudan penting Fethullah Gulen yang sekarang berada di AS, yang oleh Turki dituding berada dibalik upaya kudeta militer yang gagal.
Halis Hanci, yang dianggap sebagai tangan kanan Gulen ini, tampak memasuki Turki dua hari sebelum kudeta yang gagal, kata seorang pejabat kepresidenan kepada wartawan, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Ahad (24/7).
Sebelumnya pada hari Sabtu, otoritas Turki juga menahan keponakan Gulen sehubungan dengan upaya kudeta, kata kantor berita negara, Anadolu.
Muhammad Sait Gulen ditangkap di kota Erzurum dan akan dibawa ke ibukota Ankara untuk dimintai keterangan.
Di antara tuduhan yang mungkin bisa diajukan terhadap dia adalah keanggotannya dari sebuah organisasi teroris, menurut lembaga itu, dan menambahkan bahwa ia juga diburu atas kasus kebocoran pertanyaan tes masuk PNS tahun 2010.
Ini adalah pertama kalinya seorang sanak keluarga dari Gulen dilaporkan ditangkap sejak peristiwa upaya kudeta 15 Juli. Pada bulan Mei tahun ini, keponakan Gulen yang lain juga ditangkap sehubungan dengan sekolah-sekolah yang dikelola oleh gerakan Gulen, menurut laporan media pemerintah pada saat itu.
Sebelumnya pada hari Sabtu, Erdogan mengeluarkan keputusan untuk menutup 2.341 lembaga, termasuk sekolah, badan amal, serikat pekerja dan pusat kesehatan, setelah kudeta yang gagal.
Keputusan tersebut adalah yang pertama diambil setelah Turki menyatakan negara itu berada dalam keadaan darurat.
Pada hari yang sama, Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan bahwa pihak berwenang juga akan membubarkan pengawal elit presiden setelah menahan hampir 300 anggotanya pasca kudeta yang gagal.
“Tidak akan ada lagi pengawal presiden, tidak ada tujuannya, dan tidak diperlukan,” kata Yildirim, berbicara kepada Haber channel, sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Pengawal presiden adalah resimen yang berjumlah hingga 2.500 orang, tapi setidaknya 283 anggotanya telah ditahan setelah percobaan kudeta.
(ameera/arrahmah.com)