PARIS (Arrahmah.com) – Organisasi Muslim Prancis menyeru pembubaran kelompok ekstrim sayap kanan, pasca serbuan terhadap sebuah masjid di kota Poitiers, Reuters melaporkan.
Seruan ini juga bermaksud untuk melindungi tempat-tempat ibadah kaum Muslimin, yang selama ini sering mendapatkan serangkaian teror dari orang-orang rasis ekstrim.
“Kami menuntut pembubaran kelompok ini,” kata Muhammad Moussaoui, presiden Dewan Agama Islam Prancis (CFCM), kepada para wartawan pada hari Senin (22/10/2012), dikutip Reuters.
Kelompok sayap kanan yang menyebut diri sebagai Kelompok Identigas menyerbu dan mengambil alih sebuah masjid di Poitiers pada hari Sabtu (20/10) dalam rangka memprotes tempat ibadah umat Islam dan ingin membendung penyebaran Islam di negara Eropa itu.
Orang-orang rasis itu mendaki atap Masjid dan memasang dua banner, salah satunya untuk menunjukkan organisasi mereka, sementara yang satu lainnya bertuliskan “Charles Martel mengalahkan orang-orang Arab di Poitiers pada tahun 732.”
Pertempuran pada tahun itu diingat oleh orang-orang Prancis, untuk menghentikan perkembangan Islam di Eropa Barat.
Para ekstrimis itu tetap menduduki masjid selama enam jam sebelum polisi datang untuk mengusir mereka.
Dalam sebuah video yang dipublikasikan di situs mereka, kelompok sayap kanan ini mengeluarkan pernyataan bahwa mereka “mendeklarasikan perang” terhadap multikultularisme.
Mereka juga mengusulkan pemungutan suara untuk menghentikan imigrasi lebih lanjut lagi dari luar Eropa dan pembangunan masjid lebih banyak lagi di Prancis.
Meskipun kampanye islamofobia kian sengit, perkembangan Islam di Eropa semakin meningkat dari tahun ke tahun. Di Prancis sendiri, menurut sensus resmi yang diselenggarakan oleh Departemen Dalam Negeri Perancis, rata-rata 4000 warga Perancis memeluk Islam setiap tahunnya.
Para pakar agama di Perancis mengumumkan bahwa sampai saat ini sekitar 70 ribu warga Perancis telah memeluk Islam. (siraaj/arrahmah.com)