Pasca Serangan Woolwich di mana seorang tentara Inggris dikabarkan tewas setelah diserang oleh dua orang yang diklaim mengaku Muslim, intimidasi terhadap Muslim Inggris yang diiringi dengan serangan terhadap masjid-masjid dikabarkan semakin meningkat.
Dua hari setelah Serangan Woolwich, seorang Muslimah dikabarkan dirawat di rumah sakit setelah ia diserang dari belakang oleh pria kulit putih dalam perjalanan pulang di Bolton, lansir 5P. Bahkan kabar miris lainnya, ada penyerang brutal yang sampai lancang mencampakkan hijab Muslimah di London.
Lebih dari 10 masjid dikabarkan telah diserang dan dirusak di Gillingham, Kent dan Braintree, Essex. Sebuah masjid di Bletchley, Milton Keynes bahkan dibakar setelah disiram dengan bensin oleh seorang pria anarkis. Pelaku yang kemudian diketahui adalah seorang pria kulit lalu diamankan.
EDL (English Defence League) telah mengorganisir demonstrasi di Manchester, Newcastle dan beberapa tempat lainnya di utara Inggris serta di Midlands. Mereka memiliki lebih dari 2.000 pengikut di Facebook pada hari serangan Woolwich terjadi dan sejak itu juga banyak yang mulai mengikuti mereka di Twitter. Media Barat pun seakan menggiring Serangan Woolwich sebagai dasar untuk mendukung EDL.
EDL adalah sebuah gerakan yang menentang segala bentuk penyebaran Islam dan Syariah. Moto gerakan ini terlihat di simbol yang mereka gunakan: In hoc signo vinces “in this sign you will conquer” yang berarti “dengan tanda ini kalian akan menaklukkan”.
Pemberitaan media mengenai Serangan Woolwich yang dikaitkan-kaitkan dengan penyebutan “Islam radikal” terus digulirkan dan menjadi perhatian. Mereka seakan memanfaatkan serangan itu untuk memojokkan Islam. Tapi ada juga media yang mengklaim adanya kejanggalan yang tertangkap kamera di lokasi kejadian. Sampai ada pula pemberitaan Barat yang mengklaim bahwa pelaku yang disebut-sebut bernama Michael Adebolajo merupakan seorang agen MI5. Berbagai spekulasi pun dimunculkan.
Bagaimanpun, terlepas dari berbagai spekulasi tersebut, ada pihak-pihak tak bertanggung jawab yang berkoar-koar menyuarakan hasutan kebencian terhadap Islam. Umat Islam Inggris yang paling rentan menerima perlakuan intimidasi adalah para orang tua, wanita dan anak-anak. Bukan hanya serangan fisik yang mereka terima, namun juga ancaman verbal dari orang-orang yang phobia terhadap Islam. (banan/arrahmah.com)