DEN HAAG (Arrahmah.com) – Empat masjid besar di Belanda mengatakan pada Senin (30/1/2017) bahwa mereka akan menutup pintu masjid saat shalat setelah enam orang tewas dalam serangan brutal terhadap sebuah masjid di Kanada.
Sebagaimana dilansir Al Jazeera, Selasa (31/1/2017), Masjid Biru di Amsterdam, Masjid as-Sunnah di Den Haag, Masjid As-Salam di Rotterdam dan Masjid Umar Al-Farouq di Utrecht mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Kami terpaksa menutup pintu masjid saat shalat”.
Kamera keamanan tambahan juga telah dbuat di Masjid Biru, yang berada di barat daya kota Den Haag.
Ribuan orang menghadiri shalat di empat masjid itu setiap hari.
“Tindakan kejam seperti di Quebec, berkontribusi atas pertumbuhan kebencian terhadap Muslim secara global,” kata Said Bouharrou, Dewan Masjid Belanda Maroko (RMMN), kepada AFP.
Enam orang tewas dan 19 lainnya terluka ketika pria keturunan Kanada-Prancis melepaskan tembakan secara membabi buta ke arah jamaah Muslim yang sedang salat di Pusat Budaya Islam Quebec City. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyebut ini sebagai serangan teroris.
Masjid adalah sebuah bangunan terbuka yang harus dapat diakses setiap saat, setiap hari, oleh semua orang. Tapi kita harus waspada terhadap serangan teror tersebut. Ini mengecewakan bahwa langkah-langkah keamanan ketat seperti ini harus kita lakukan,” ungkap Bouharrou.
Pemimpin masjid terus berkomunikasi dengan Koordinator Nansonal untuk Keamanan dan Kontraterorisme Belanda.
Meskipun tidak ada ancaman spesifik yang telah dilakukan terhadap masjid di Belanda, Bouharrou mengatakan bahwa RMMN akan terus memantau perkembangan politik hingga pemilu digelar.
“Ada kecemasan yang besar menjelang pemilu ini. Seorang politisi seperti Wilders memiliki sudut pandang yang jelas [tentang Islam] selama beberapa tahun terakhir,” katanya.
Pada 2015, gangguan Islamofobia di Belanda meningkat tajam dan setidaknya ada 446 insiden serangan kekerasan atau verbal, menurut polisi Belanda. Pada tahun 2014, polisi mencatat ada 142 insiden seperti itu.