ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Para komandan tempur di wilayah perbatasan bisa menembak balik jika diserang secara tiba-tiba, kepala militer Pakistan menyatakan. Langkah ini diambil sebagai perubahan sikap dalam pertempuran pasca serangan udara NATO yang menewaskan lebih dari 20 tentara Pakistan.
Serangan ini memicu kemarahan di Pakistan dan memperumit upaya untuk meredakan krisis dalam relasi Islamabad -yang masih kesal pada serangan rahasia AS bulan Mei yang menewaskan pemimpin Al Qaeda Syaikh Usamah bin Laden- serta menstabilkan wilayah Afghanistan-Pakistan sebelum pasukan tempur asing meninggalkan Afghanistan pada tahun 2014.
“Saya para komandan tegas pada setiap level pertempura,” kata Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Ashfaq Kayani, dalam sebuah komunike pada hari Jumat (2/12/2011).
“Dalam kasus penyerangan apapun, anda memiliki kebebasan sepenuhnya untuk merespon tegas dengan menggunakan semua sumber daya yang tersedia. Anda tidak perlu izin untuk ini,” tambah Kayani.
Dalam sebuah pernyataan di situs resmi angkatan darat Pakistan, militer mengatakan bahwa respon terhadap serangan NATO terhambat oleh ketidakmampuan tentara untuk menangani pesawat tempur dalam satu waktu.
“Tanggapannya bisa lebih efektif jika Angkatan Udara Pakistan juga bergabung. Namun, itu bukan kesalahan dari PAF,” kata pernyataan itu.
Sementara itu, di Karachi, sikap marah rakyat Pakistan disampaikan dalam khutbah shalat Jumat.
“Serangan NATO ini adalah kekejaman belaka dan para penguasa serta masyarakat harus bergandengan tangan untuk membela harga diri mereka sendiri,” kata seorang imam di Masjid Jamia di lingkungan kelas atas Karachi.
“Sudah waktunya kita sadar bahwa kita bisa saja menghabiskan hidup kita sebagai orang miskin tetapi bukan sebagai budak dari kekuatan Barat.”
“Kita harus memiliki iman yang sempurna kepada Allah, dan jika kita beriman dengan Islam, kita tidak akan memiliki masalah hidup bahkan ketika AS dan kekuatan Barat lainnya tidak menyukai kita.”
Baik Amerika Serikat dan NATO telah berjanji untuk menyelidiki insiden tersebut, dan menyatakan penyesalannya atas kematian tentara Pakistan. Meski demikian, Gedung Putih mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk mempertimbangkan permintaan maaf pada Pakistan karena penyelidikan masih dalam tahap awal.
Pakistan telah menunjukkan kemarahannya atas serangan itu dengan memblokir rute pasokan untuk pasukan NATO di Afghanistan, dan memboikot konferensi internasional di Jerman minggu depan mengenai Afghanistan.
Pemimpin Barat telah mendesak Islamabad untuk memikirkan kembali keputusannya untuk memboikot konferensi, namun Menteri Luar Negeri Pakistan, Hina Rabbani Khar, mengatakan pembalikan itu tidak mungkin. (althaf/arrahmah.com)