AL-QUDS (Arrahmah.com) – Pasukan “Israel” menarik diri dari kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki, pada senin (14/9/2015) setelah bentrokan sengit dengan jamaah Muslim yang menyebabkan beberapa orang Palestina cedera, menurut seorang pejabat Palestina.
“Pasukan Khusus dan polisi “Israel” menarik diri dari kompleks masjid setelah empat jam bentrokan [dengan jamaah Palestina],” Sheikh Azzam Al-Khatib, direktur jenderal urusan Al-Aqsa, mengatakan Anadolu Agency.
Setelah penarikan itu, polisi “Israel” yang dikerahkan di gerbang kompleks mulai mengizinkan warga Palestina kembali ke daerah itu setelah mengambil kartu identitas mereka.
Puluhan orang terluka setelah pasukan keamanan “Israel” menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan jamaah Muslim di dalam kompleks masjid, menurut saksi mata.
“Setidaknya 170 Pasukan Khusus “Israel” dan polisi memaksa masuk ke kompleks melalui Gerbang Al-Mughrabi dan mulai menembakkan peluru karet dan granat kejut,” kata Al-Khatib.
Dalam insiden itu, seorang lansia Palestina dibawa ke rumah sakit terdekat dan dalam kondisi kritis.
Pasukan “Israel” juga menyerbu Masjid kompleks Al-Qibali, di mana mereka juga menggunakan kekerasan untuk membubarkan jamaah Palestina, beberapa di antaranya ditahan.
Menurut polisi “Israel”, tujuh warga Palestina ditangkap dari dalam masjid itu, sementara dua lainnya ditahan di dekat gerbang Al-Silsila.
Ekstrimis Yahudi telah menyerukan kepada pengikutnya untuk menyerbu Masjid Al-Aqsa selama Rosh Hashanah, Tahun Baru Yahudi.
Beberapa kelompok Yahudi ekstremis telah menyerukan pembongkaran Masjid Al-Aqsa sehingga sebuah kuil Yahudi akan bisa dibangun di tempat itu.
Pada September 2000, kunjungan yang dilakukan oleh politisi kontroversial “Israel” Ariel Sharon ke Al-Aqsa memicu apa yang kemudian dikenal sebagai Intifada Kedua, pemberontakan rakyat melawan pendudukan ilegal yang menyebabkan ribuan warga Palestina gugur.
(ameera/arrahmah.com)