ALEPPO (Arrahmah.id) — Pasca melakukan serangan besar-besaran sejak Rabu (27/11/2024), kelompok perlawanan Suriah berhasil merebut beberapa wilayah yang dikuasai militer Suriah di Aleppo. Mereka yang melakukan serangan berasal dari kelompok perlawanan Suriah Hai’ah Tahrir asy Syam (HTS) beserta sekutunya dan kelompok perlawanan Suriah SNA yang didukung Turki.
Militer Suriah mengatakan, seperti dilansir Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) (29/11), bahwa pasukannya menghadapi serangan skala besar dan menimbulkan kerugian besar.
SOHR, kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, mengatakan lebih dari 200 kombatan di kedua belah pihak telah tewas dalam pertempuran itu.
Setidaknya 19 warga sipil juga tewas dalam serangan udara Suriah dan Rusia di wilayah yang dikuasai kelompok perlawanan Suriah.
Idlib merupakan benteng kelompok perlawanan Suriah terakhir yang tersisa dan menjadi tempat tinggal bagi lebih dari 4 juta orang. Banyak di antaranya telah mengungsi selama konflik dan hidup dalam kondisi yang mengerikan.
Daerah kantong itu sebagian besar dikuasai oleh HTS, tetapi SNA pun bermarkas di sana.
Pada 2020, Turki dan Rusia yang merupakan sekutu setia Presiden Bashar Al Assad menengahi gencatan senjata untuk menghentikan dorongan pemerintah untuk merebut kembali Idlib. Hal itu menyebabkan jeda kekerasan yang panjang namun bentrokan sporadis, serangan udara, dan penembakan terus berlanjut.
Bulan lalu, utusan khusus PBB untuk Suriah memperingatkan perang di Gaza dan Lebanon tampaknya akan turut memicu konflik di Suriah. (hanoum/arrahmah.id)