ANKARA (Arrahmah.com) -Presiden Tayyip Erdogan mengatakan pada Kamis (5/10/2017) bahwa Turki akan segera menutup perbatasannya dengan Irak utara dan menutup wilayah udaranya sebagai tanggapan atas referendum kemerdekaan Kurdi pekan lalu, sebagaimana dilansir Zaman Alwasl.
Erdogan, yang mengadakan pembicaraan di Teheran pada Rabu (4/10) dengan pemimpin Iran, juga mengatakan bahwa Turki akan memutuskan, bersama dengan pemerintah pusat Iran dan Irak di Baghdad, apakah akan mengurangi ekspor minyak dari Kurdi Irak utara.
Komentar Erdogan itu datang 10 hari setelah orang-orang Kurdi di Irak utara melakukan pemungutan suara untuk kemerdekaan, yang menjadi alarm bagi tetangganya Irak dan kekuatan Barat yang khawatir referendum tersebut dapat memicu konflik lebih lanjut di Timur Tengah.
Turki memperketat kontrol di perbatasan utamanya yang menyeberang ke Irak tak lama setelah referendum tersebut, dan menghentikan penerbangan ke Irak utara. Turki juga mengadakan latihan militer gabungan dengan tentara Irak di perbatasan.
Tapi Turki belum menerapkan ancaman untuk menjatuhkan sanksi yang lebih luas terhadap Kurdi atau menghentikan ratusan ribu barel minyak Kurdi yang diekspor setiap hari melalui Turki ke pasar dunia.
“Penerbangan ke Irak utara telah dihentikan, wilayah udara dan perbatasan juga akan segera ditutup,” kata Erdogan dalam sebuah pidato di Ankara, ibukota Turki.
Erdogan mengatakan bahwa keputusan untuk mengadakan referendum tersebut menunjukkan bentuk “rasa tidak berterimakasih” yang sempurna dari Pemerintah Daerah Kurdi di Irak utara, setelah bertahun-tahun menjalin hubungan komersial dan politik yang erat dengan Turki.
Sebelumnya, Erdogan mengatakan kepada media Turki saat kepulangannya dari Iran bahwa Turki, Iran dan Irak akan bersama-sama memutuskan apakah akan menutup keran di jalur ekspor minyak Kurdi. Dia juga menyebut bahwa ini adalah saat Pemerintah Regional Kurdi mundur selangkah.
“Kepemimpinan Irak utara mabuk dengan hasil referendum, tidak sadar akan apa yang sedang dilakukannya, atau langkah-langkah apa yang sedang diambilnya,” tandas Erdogan.
Erdogan juga mengkritik masuknya kota Kirkuk yang kaya minyak ke dalam referendum tersebut, dengan mengatakan bahwa orang-orang Kurdi tidak memiliki legitimasi di sana. Dia juga mengatakan bahwa mereka adalah “penyerbu” di wilayah tersebut.
(ameera/arrahmah.com)