TEL AVIV (Arrahmah.com) – Empat orang tewas dan enam lainnya luka-luka dalam serangan penembakan di pusat makanan dan perbelanjaan di Tel Aviv pada Rabu (8//2016), setelah dua orang bersenjata Palestina menembaki orang yang lewat. Netanyahu langsung menyerukan untuk melakukan melakukan briefing keamanan di Tel Aviv, sebagaimana dilansir Haaretz.
Semua yang terluka dievakuasi ke rumah sakit terdekat. Salah satu penembak ditangkap oleh polisi dan dibawa untuk diinterogasi, dan lainnya dibawa ke Rumah Sakit Ichilov dalam kondisi serius tapi stabil.
Setelah peristiwa penembakan tersebut, “Israel” mencabut ijin wasuk 83.000 warga Palestina selama bulan Ramadan. Serangan tersebut merupakan yang terparah dalam gelombang kekerasan beberapa bulan terakhir.
Semua ijin masuk dibekukan selama Ramadhan, terutama ijin untuk mengunjungi keluarga dari Yudea dan Samaria ke “Israel”. Demikian yang diungkapkan oleh COGAT, badan yang mengatur masalah sipil di daerah otonomi Palestina, Tepi Barat Yordan.
Di samping 83.000 warga Palestina itu, ijin berkunjung bagi ratusan lainnya yang bermukim di Jalur Gaza juga dibekukan.
Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu menyebut serangan sebagai “pembunuhan berdarah dingin”. COGAT juga menyatakan bahwa ijin masuk bagi 204 anggota keluarga dari salah satu tersangka penyerang juga dicabut.
Serangan di Tel Aviv
Empat korban penembakan di Tel Aviv sempat dilarikan ke rumah sakit Ichilov, namun akhirnya meninggal akibat luka-luka yang diderita. Di samping empat warga “Israel” itu, lima orang lainnya juga cedera, tetapi kewarganegaraan mereka tidak diumumkan.
Komandan polisi Tel Aviv, Moshe Edri mengatakan, salah seorang yang ditahan itu memiliki senjata api. Para penembak itu berasal dari desa Yatta, dekat Hebron di Tepi Barat Yordan.
(ameera/arrahmah.com)