RIYADH (Arrahmah.com) – Arab Saudi menyerukan pengekangan setelah pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani dan menyatakan bahwa peristiwa di Irak adalah hasil dari “aksi teroris” sebelumnya yang dampaknya telah diperingatkan Riyadh.
The Kingdom’s statement regarding the events in Iraq stresses the Kingdom’s view of the importance of de-escalation to save the countries of the region and their people from the risks of any escalation.
— Adel Aljubeir عادل الجبير (@AdelAljubeir) January 3, 2020
“Dengan pengetahuan tentang operasi dan ancaman yang mengungkap keamanan kawasan dan ancaman yang ditimbulkan oleh milisi teroris yang membutuhkan penghentian mereka, Kerajaan Arab Saudi, mengingat perkembangan yang cepat, menyerukan pentingnya menahan diri untuk menangkal semua tindakan yang dapat memperburuk situasi, yang memiliki konsekuensi yang tak terkira,” ungkap Menteri Luar Negeri Arab Saudi melalui Twitter, Sabtu (4/1/2020).
“Kerajaan Arab Saudi menegaskan kembali bahwa masyarakat internasional harus memenuhi tanggung jawabnya untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan keamanan dan stabilitas kawasan vital seperti itu, bagi seluruh dunia.”
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo berbicara melalui telepon dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman tentang serangan udara di bandara Baghdad. Mereka membahas langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan di wilayah tersebut selama panggilan berlangsung, Saudi Press Agency (SPA) melaporkan.
Keduanya itu juga membahas “keputusan Presiden Trump baru-baru ini untuk mengambil tindakan tegas untuk melindungi personil AS di luar negeri,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Morgan Ortagus.
.@realDonaldTrump made a bold decision to take decisive defensive action to protect U.S. personnel abroad. Spoke with #SaudiArabia's Crown Prince Mohammed bin Salman about this action and our shared concerns about the Iranian regime’s military provocations.
— Secretary Pompeo (@SecPompeo) January 3, 2020
(Althaf/arrahmah.com)