WASHINGTON (Arrahmah.com) – Para pejabat AS pada hari Senin (1/11/2010) mempertimbangkan untuk memperluas operasinya di Yaman demi memburu ‘ekstrimis’ Al-Qaeda, yang disalahkan atas sebuah pemboman gagal terakhir yang dikatakan para ahli sebagai satu kemajuan teknologi dalam operasi ‘terorisme’.
Plot bom yang pekan lalu ditemukan Arab Saudi, menjadi pemicu meningginya upaya-upaya AS untuk membantu San’a melawan kelompok yang berafiliasi dengan Al Qaeda di Yaman, di tengah spekulasi bahwa Washington mungkin akan memilih untuk meningkatkan serangan rudal dan operasi rahasianya di negara tersebut.
CIA dan agen intelejen lainnya diatur untuk mencegah terjadinya serangan serupa pasca diterimanya informasi dari Saudi. Para pejabat tetap cemas akan ada kejutan-kejutan baru dari Al Qaeda yang mereka anggap telah menemukan lahan subur di wilayah pedalaman Yaman.
“Komunitas intelijen telah meningkatkan fokus pada Yaman dan, untuk alasan yang jelas, ini akan terus terjadi,” kata seorang pejabat AS pada AFP, berbicara dengan syarat anonim.
Seorang mantan perwira CIA memperingatkan bahwa bahan peledak yang ditemukan di pesawat minggu lalu oleh pihak yang berwenang di Inggris dan Dubai merupakan salah satu indikasi gaya baru teror yang dipakai oleh para militan.
“Ini bom yang memiliki ciri khas yang profesionalisme yang lebih tinggi dibanding yang pernah kami lihat dari Al-Qaeda. Jika Al-Qaeda memang telah membuatnya, maka ini mengindikasikan bahwa mereka telah bekerja sama dengan para profesional sejati,” penulis Robert Baer, mantan agen intelejen, menulis pada situs Times, dikutip Reuters pada Selasa (2/11).
Wall Street Journal melaporkan bahwa pemerintahan Presiden Barack Obama sedang mempertimbangkan untuk menempatkan tim-tim operasi khusus di bawah otoritas CIA yang akan beroperasi secara rahasia di Yaman dalam rangka melacak dan membunuh para pemimpin Al Qaeda.
Dengan digantinya strategi operasi kontraterorisme AS menjadi lebih rahasia, maka hal ini akan memungkinkan Washington untuk bergerak lebih cepat terhadap sasaran yang dicurigai dan memungkinkan San’a menyangkal pengetahuan mengenai serangan. Namun beberapa pakar menilai pendekatan ini pun berisiko memicu reaksi keras di Yaman.
Pentagon membantah keras laporan tersebut.
“Tidak seorangpun dalam posisi kepemimpinan di Departemen Pertahanan (AS) yang memberi pertimbangan serius mengenai proposal yang diuraikan dalam artikel tersebut,” kata juru bicara Pentagon, Bryan Whitman, kepada wartawan.
Militer AS saat ini mengawasi program senilai $ 155 juta dolar untuk mendukung kampanye kontraterorisme Yaman, serta menyediakan helikopter, peralatan dan pelatihan oleh pasukan khusus AS, juga dilaporkan secara luas melakukan serangan rudal di Yaman.
Departemen Luar Negeri mengatakan “puas” dengan kerja sama antara AS dan Yaman menyusul penemuan plot bingkisan bom di pesawat kargo yang sedang transit menuju Amerika Serikat.
“Kami berpikir meningkatkan investasi di Yaman telah menguntungkan kami,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Philip Crowley, pada wartawan.
Untuk melemahkan Al-Qaeda di Pakistan, Amerika Serikat pun telah secara dramatis memperluas kampanye pemboman CIA dengan menggunakan pesawat tak berawak, dan para analis menyarankan pendekatan yang sama yang bisa dilakukan otoritas Obama di Yaman.
Sementara itu, sebagian pihak menilai kebijakan AS dalam operasi melawan Al-Qaeda di Yaman adalah subjek sensitif di antara pejabat AS dan Yaman. Beberapa komentator memperingatkan agar Yaman berhati-hati dalam mengandalkan bantuan militer Amerika Serikat. Mereka berpendapat lebih baik yang dikembangkan adalah bantuan pembangunan yang akan mencegah salah satu negara termiskin di Asia itu menjadi negara gagal.
“Terlalu banyak perhatian dicurahkan dalam aspek militer, atau sebagai contoh, memungkinkan CIA untuk mengoperasikan program dengung di negara itu. Hal ini kemungkinan akan meningkatkan ketegangan internal yang akan dimanfaatkan oleh Al Qaeda,” ungkap Chris Boucek, dari Carnegie Endowment for International Peace, menulis dalam Financial Times.
Pada saat yang sama, Yaman mengumumkan pihaknya sudah melakukan tindakan yang tegas untuk menanggapi kasus paket bom yang dikirim dari negaranya untuk ditujukan ke sebuah sinagog di daerah Chicago. (althaf/arrahmah.com)