RABAT (Arrahmah.com) – Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourita pada Minggu (10/1/2021) membahas relasi dengan utusan tinggi AS David Schenker setelah Rabat menormalisasi hubungannya dengan Zionis “Israel”.
Schenker, yang merupakan Asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Timur Dekat, mengatakan bahwa AS berkomitmen untuk memperdalam hubungan dengan Maroko.
Maroko adalah mitra strategis dalam mencapai stabilitas di kawasan, kata utusan itu, yang merupakan diplomat tertinggi AS untuk Afrika Utara dan Timur Tengah.
Bourita mengatakan bahwa Maroko setuju dengan Washington dalam banyak masalah internasional.
Pejabat AS itu mengunjungi Sahara Barat yang diperebutkan pada Sabtu (9/1), setelah Washington mengakui kedaulatan Maroko di sana dengan imbalan kesepakatan dengan “Israel”.
Sahara Barat adalah bekas koloni Spanyol yang disengketakan dan terpecah, sebagian besar di bawah kendali Maroko, di mana ketegangan dengan Front Polisario pro-kemerdekaan telah membara sejak 1970-an.
Tahun lalu Maroko bergabung dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan dalam menyetujui untuk menormalisasi hubungan dengan Zionis di bawah kesepakatan yang ditengahi Paman Sam.
Sebagai gantinya, Presiden AS Donald Trump memenuhi tujuan Maroko yang telah berusia puluhan tahun dengan mendukung kedaulatannya yang diperebutkan atas wilayah tandus tetapi kaya fosfat, yang terletak di sebelah zona penangkapan ikan Atlantik yang kaya.
Kedutaan Besar AS di Rabat menyebut perjalanan Schenker sebagai “kunjungan bersejarah” karena dia adalah pejabat AS pertama yang mengunjungi Sahara Barat. (Althaf/arrahmah.com)