DAKAR (Arrahmah.id) — Dua pria yang mengaku warga negara Rusia mengatakan mereka ditawan di Niger oleh kelompok militan Jamaʿat Nuṣrat al-Islām wa-l muslimīn (JNIM). Keduanya memberi pernyataan melalui sebuah video yang dipublikasikan di platform media yang berafiliasi dengan kelompok tersebut.
Video tersebut, seperti dilansir VOA (2/8/2024) malam, menunjukkan dua pria yang mengatakan bahwa mereka ditangkap oleh militan saat bekerja di Baga di timur laut Niger.
Para pria tersebut, duduk bersebelahan dan mengenakan pakaian tradisional setempat, berbicara ke arah kamera. Salah satu dari mereka mengidentifikasi dirinya sebagai Yury yang mengaku sebagai seorang ahli geologi. Dia sedang bekerja untuk sebuah perusahaan Rusia ketika ditangkap oleh JNIM. Pria lainnya menyebutkan namanya, yang sulit dikenali, dan mengatakan bahwa dia sudah berada di Niger selama sebulan.
Kantor berita AP tidak dapat memverifikasi secara independen video tersebut atau tanggal pembuatannya. Orang-orang tersebut, yang berbicara dalam bahasa Inggris, tidak mengatakan kapan mereka ditahan.
Ini adalah penampakan pria pertama yang diketahui. Jika pengakuan mereka terkonfirmasi, mereka akan menjadi orang Rusia pertama di Sahel yang diyakini diculik oleh para jihadis meskipun kehadiran Rusia semakin kuat di wilayah tersebut.
Rusia memanfaatkan memburuknya hubungan antara Barat dan negara-negara Sahel yang terkena dampak kudeta di Afrika Barat untuk mengirim para kombatan ke wilayah tersebut dan menegaskan pengaruhnya. Wagner, kelompok tentara bayaran Rusia yang samar, telah aktif di Sahel – hamparan luas di selatan Gurun Sahara.
Para tentara bayaran itu mendapat keuntungan dari kekayaan mineral yang disita sebagai imbalan atas layanan keamanan mereka.
Video tersebut muncul beberapa hari setelah JNIM mengklaim dan melakukan serangan yang merupakan pukulan paling mematikan bagi Wagner dalam beberapa tahun terakhir, ketika mereka menyergap dan membunuh sedikitnya 50 tentara bayaran Wagner di Mali. Setidaknya dua warga Rusia ditawan oleh pemberontak, yang juga terlibat dalam serangan tersebut.
Penculikan tersebut merupakan pukulan besar bagi upaya Wagner di Niger, kata Wassim Nasr, seorang spesialis Sahel dan peneliti senior di Soufan Center, sebuah wadah pemikir keamanan, yang pertama kali melaporkan bahwa warga Rusia telah diculik.
Nasr mengatakan fakta bahwa JNIM menggunakan kata “tawanan” dan bukan sandera, dalam video tersebut, menunjukkan potensi keinginan untuk pertukaran tahanan dengan para jihadis yang ditahan oleh rezim militer di Sahel, katanya.
Nasr mengatakan para sandera ditahan pada 19 Juli dalam pertempuran antara jihadis dan militer Niger di Baga.
Menurut Armed Conflict Location & Event Data Project (Proyek Data Lokasi & Peristiwa Konflik Bersenjata), kelompok jihad telah menculik sandera untuk mendapatkan uang tebusan guna mendanai operasi dan memperluas kehadiran mereka. Setidaknya 25 orang asing dan penduduk lokal yang jumlahnya tak terhitung telah diculik di Sahel sejak 2015. (hanoum/arrahmah.id)