NEW DELHI (Arrahmah.com) – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah meminta warganya untuk menghindari bepergian ke provinsi-provinsi Balochistan, Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan dan sebelumnya bernama Daerah Pemerintahan Federal (FATA), karena ancaman “terorisme” dan penculikan, dilansir sejumlah media, Rabu (17/4/2019).
Warga negara Amerika juga disarankan untuk tidak mengunjungi Kashmir yang dikelola Pakistan karena “terorisme” dan potensi pecahnya konflik bersenjata.
“Kelompok teroris terus merencanakan kemungkinan serangan di Pakistan. Teroris mungkin menyerang dengan sedikit atau tanpa peringatan di bandara, universitas, lokasi wisata, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, dan fasilitas pemerintah. Teroris telah menargetkan para diplomat dan fasilitas diplomatik kami di masa lalu dan informasi menunjukkan mereka terus melakukannya,” kata Divisi Perjalanan Departemen Luar Negeri AS.
AS telah menempatkan Pakistan dalam kategori “Level Tiga” atau “Oranye” dari travel advisory barunya yang dikeluarkan untuk warga Amerika, mendorong wisatawan untuk mempertimbangkan kembali mengunjungi negara itu.
Tiga dari empat daerah tersebut ditempatkan dalam kategori “Tingkat Empat” yang paling berbahaya.
“Serangan teroris terus terjadi di seluruh Pakistan, dengan sebagian besar terjadi di Balochistan dan KPK, termasuk FATA. Serangan teroris skala besar telah mengakibatkan ratusan korban,” tambah departemen itu.
Pakistan telah lama dituduh oleh beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, India, Afghanistan, dan Iran karena menyembunyikan kelompok-kelompok “teroris”.
Provinsi Balochistan, Khyber Pakhtunkhwa, dan wilayah perbatasan Pakistan-Afghanistan sering digambarkan sebagai tempat yang aman bagi para “teroris”. Di masa lalu, Amerika Serikat telah meminta Pakistan untuk mengambil tindakan yang berkelanjutan, dapat diverifikasi dan konkret terhadap para pelaku “terorisme”.
Menurut sebuah laporan di Business Recorder yang berbasis di Pakistan, pada tahun 2018 saja 584 serangan dilaporkan di Pakistan. Dari ini, 288 terjadi di Balochistan, 239 di FATA, dan 71 di Khyber Pakhtunkhwa.
Jumat lalu, dua serangan terhadap komunitas Hazara di kota Quetta Pakistan dan juga terhadap konvoi Korps Perbatasan (FC) di Wilayah Chaman dilaporkan.
Selain itu, Balochistan berada dalam cengkeraman pemberontakan yang dipimpin oleh nasionalis Baloch terhadap Islamabad. Balochistan dulunya terkenal dengan sumber daya alamnya yang kaya, termasuk gas alam, minyak, batu bara, tembaga, belerang, fluorida, dan emas. Namun kondisi perekonomian penduduknya saat ini sangat mengenaskan. Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap hal ini, termasuk ketimpangan ekonomi, pengembalian royalti yang buruk atas sumber daya alam, kekurangan tenaga kerja terampil, dan rendahnya standar pendidikan. (Althaf/arrahmah.com)