KAIRO (Arrahmah.com) – Dewan militer yang berkuasa telah mengumumkan pemberlakuan jam malam di sekitar area kementerian pertahanan di Abbasiya antara pukul 11 Jumat malam hingga pukul 7 pagi hari Sabtu, pasca pertempuran yang berlangsung antara para demonstran dengan polisi militer yang menyebabkan 373 orang meninggal di luar kantor kementrian, Ahram Online menyatakan pada Jumat (4/5/2012).
Menurut keterangan SCAF, segerombolan orang menyerang militer di luar kantor mereka pada siang hari.
Mayjen Mukhtar El Mulla memulai pidatonya di State TV dengan menegaskan kembali peringatan yang SCAF yang dibuat pada konferensi pers hari Kamis (3/5), dimana juru bicara dewan militer memperingatkan masyarakat untuk melawan protes di setiap fasilitas militer, khususnya markas tentara.
El-Mulla mengatakan bahwa “pada hari Jumat sore (4/5) unsur yang tidak bertanggung jawab mencoba untuk melewati barikade keamanan di sekitar Kementerian Pertahanan” dan terus “menyerang personel tentara dengan batu dan bom molotov.” Sebagai tanggapan, El-Mulla menambahkan, “tentara terpaksa mendorong elemen-elemen ini kembali.”
Akibatnya Mayor Jenderal mengatakan bahwa dewan militer yang berkuasa memutuskan untuk memberlakukan jam malam mulai Jumat malam (4/5) dan berakhir Sabtu (5/5) di daerah Abbasiya dan sekitar jalan menuju kementerian pertahanan.
Selain itu, semua prosedur hukum, El-Mulla mengatakan, akan diambil terhadap “siapa saja yang berpartisipasi atau menghasut insiden hari ini di depan kementerian” atau siapa saja yang melanggar aturan yang telah ditetapkan.
Polisi militer Mesir menembakkan meriam air pada demonstran pada pukul 15.30 waktu setempat pada hari Jumat (4/5), tak lama setelah ribuan massa sampai ke markas tentara, sebagai protes terhadap dewan militer yang berkuasa. Pengunjuk rasa menanggapi dengan melemparkan batu saat bentrokan pecah. Namun, masih belum jelas bagaimana pertempuran itu dimulai.
Sementara itu, militer mulai menginterogasi lebih dari 170 orang yang ditahan karena dicurigai terlibat dalam bentrokan berdarah yang terjadi di Abbasiya.
Sebuah sumber militer, yang berbicara tanpa menyebut nama karena ia tidak berwenang berbicara kepada media, seperti dikutip oleh situs berbahasa Arab Al-Ahram mengatakan tersangka ditangkap setelah para perwira militer menyerang dan tentara dikerahkan untuk mengamankan kementrian. (althaf/arrahmah.com)