Oleh Agus Abdullah
(Arrahmah.com) – Kelompok-kelompok Islam dan oposisi Suriah terus mengalami kemajuan militer dalam menghadapi rezim Basyar Assad, sejak mereka membentuk aliansi dengan nama Jaisyul Fath. Jaisyul Fath menggabungkan Jabhah Nusrah, Harakah Ahrar Syam, Jundul Al-Aqsha, FSA, Liwa Syuhada’ Idlib, Brigade Elang Gunung (Shuqur Al-Jabal), Brigade Al-Haq, dan Fursan Al-Haq.
Akhir Maret 2015 lalu, Jaisyul Fath berhasil merebut ibukota Idlib. Bulan berikutnya (Sabtu, 25 April) mereka menguasai kota-kota lainnya, dan yang terbaru adalah kota Jisr Syughur yang terletak di Suriah barat laut. Ini adalah pertama kalinya sejak awal konflik Suriah empat tahun yang lalu.
Aktivis dan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah lembaga monitoring yang berpusat di Inggris, mengatakan bahwa para pejuang merebut kontrol kota melalui pertempuran sengit selama berhari-hari. Mayat-mayat tentara Assad dan milisi berbaju preman memenuhi jalan-jalan.
Kolonel Suhail Hassan komandan militer tentara rezim Suriah mengumpulkan sisa-sisa elemen dan milisi Syiah yang bertempur di sisinya di kamp desa Goren, seperti dilaporkan Al-Jazeera. Ia menarik mereka melalui jalan pertanian dengan penyamaran dan mobil taksi naik kuning meninggalkan kota Jisr.
Kota Strategis
Jisr Syughur adalah kota yang sangat penting bagi Mujahidin. Letaknya sangat strategis karena akan membuka jalan ke Lattakia, pusat kubu sekte Alawi, elemen pembentuk sistem Basyar.
Jisr Syughur juga menghubungkan Latakia dan Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah. Di perkirakan, Kota Ariha akan segera disatukan dengan kontrol Jisr Syughur dalam waktu dekat. Karena dengan dikuasainya Jisr Syughur, pasokan logistik tentara Basyar terputus dan milisi berpakaian preman mulai melarikan diri.
Setelah pasukan oposisi Suriah mengendalikan Jisr, secara geografis mereka akan bergerak pada dua pilihan. Pertama adalah meluas ke selatan untuk pembebasan seluruh dataran Al-Ghabb. Ini adalah pilihan yang kecil kemungkinan dilakukan mengingat sulitnya pertempuran di daerah terbuka terhadap pemboman udara dari rezim.
Kedua, bergerak ke arah pantai Suriah untuk menguasai ibukota Lattakia. Kolonel Abu Ahmad, pemimpin FSA, mengatakan, “Meskipun rezim memiliki benteng besar, kami bertekad untuk pergi ke barat melintasi daerah yang dibebaskan di pedesaan Lattakia.”
Provinsi Lattakia adalah basis pendukung rezim Assad. Tahun lalu, oposisi telah menguasai beberapa desa yang berbatasan dengan ibukota, namun sistem merebut kembali kontrol wilayah tersebut.
Jisr Syughur dalam Memori Umat Islam
Kota Jisr Syughur menyimpan memori penting bagi revolusi Suriah. Pada tahun 1980, Hafiz Al-Assad telah melakukan pembantaian massal terhadap penduduk setempat. Tahun 2015 ini cucu-cucu mereka membalas untuk orang tua dan kakek-nenek mereka, setelah 50 tahun Jisr Syughur berada di bawah kontrol rezim.
Militer Suriah mengendalikan kota Jisr pada Juni 2011 setelah pemerintah mengklaim lebih dari 120 personel keamanan di kota itu dibunuh oleh geng bersenjata dalam demonstrasi anti-pemerintah kala itu.
Perubahan Politik Pasca Jatuhnya Jisr Syughur
Jisr menjadi kota terakhir di bawah kendali pasukan rezim di provinsi Idlib. Di kota ini terdapat Kamp Al-Mastumah yang dianggap sebagai pangkalan militer terbesar di bawah kontrol pemerintah. Pasukan oposisi menggemburnya sejak 25 Maret dengan serangan intens untuk mengontrol penuh Idlib yang merupakan perbatasan strategis dengan Turki, dan menguasai kota akhir Maret lalu.
Dengan jatuhnya Jisr, diperkirakan kekuatan oposisi akan bertambah besar. Sebab dari arah barat daya, yang berbatasan dengan Yordania, kontrol oposisi menjadi titik strategis. Ini akan memudahkan para pendukung mereka yang ingin menyaksikan keruntuhan Basyar untuk bergabung di lapangan. Di sisi lain, hal itu akan menghentikan masuknya milisi Syiah yang akan masuk dari Yordania.
Di arah barat laut, di dekat perbatasan dengan Turki, pengambilalihan kontrol kota secara keseluruhan oleh kelompok Islamis, termasuk sayap Al-Qaedah di Suriah, juga membuka peluang masuknya lebih banyak dukungan dari luar untuk oposisi.
(adibahasan/kiblat/arrahmah.com)