PALU (Arrahmah.com) – Bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang melanda provinsi Sulawesi Tengah, telah mengakibatkan sekitar 70 ribuan orang menjadi pengungsi, karena rumah-rumah mereka rusak berat dan bahkan tertelan tanah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut dibutuhkan 18 ribu tenda untuk memenuhi kebutuhan pengungsi di Palu, Sigi, Donggala, provinsi Sulawesi Tengah.
“Bila dihitung dari jumlah pengungsi sekitar 70 ribuan dibagi empat satu keluarga, keluarnya sekitar 18 ribuan,” ujar Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Bernardus Wisnu Widjaja di kantor Gubernur Sulteng di Palu pada Selasa (16/10/2018), lansir Antara.
Dia mengatakan tenda itu untuk korban gempa yang tidak memiliki rumah akibat hancur terkena gempa dan tsunami pada 28 September lalu.
“Saat ini sudah terkumpul 5.000 tenda dan Palang Merah Indonesia menyiapkan 1.300 tenda. Ternyata NGO juga punya kekuatan, tadi disampaikan ada tambahan tenda,” tambah Bernardus.
Tugas dan fungsi BNPB menurut Wisnu, tidak hanya mengordinasikan persoalan penanganan bencana, namun juga sebagai katalisator untuk memperlancar semua mekanisme penanganan, termasuk mempermudah pengiriman dan bea masuk pelabuhan maupun bandara.
Ia mengatakan tenda darurat untuk tempat belajar mengajar siswa diperlukan 800 unit yang disebar di tiga daerah yang terdampak gempa disertai tsunami dan likuifaksi.
Sebelumnya, UNICEF telah mengirim 200 unit tenda untuk tempat sekolah sementara agar proses belajar mengajar siswa di Palu, Sigi dan Donggala tidak terganggu. (haninmazaya/arrahmah.com)