LOMBOK (Arrahmah.com) – Senin (20/8/2018) sekitar pukul 08.30 WITA, gempa susulan berkekuatan 5,2 SR kembali mengguncang Lombok, dan menjadi gempa bumi terbaru yang terjjadi di Pulau Lombok dan sekitarnya sejak Ahad (19/8).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat hingga Senin (20/8/2018) pukul 11.00 Wita, telah terjadi 101 kali gempa susulan pascagempa 7,0 SR yang mengguncang Lombok, NTB, pada Ahad (19/8) malam.
Informasi dari Humas BMKG menyebutkan dari 101 kali gempa tersebut, sembilan di antaranya dirasakan cukup kuat.
Sebelumnya, pada pukul 06.29 WIB, terdapat guncangan sebesar 4,8 SR, dengan kedalaman 10 kilometer. Pusat gempa berada di laut sejauh 34 kilometer sebelah timur laut Lombok Utara.
Kemudian, pada pukul 04.21 WIB dan 04.50 WIB terjadi gempa, masing-masing sebesar 5,0 SR dan 5,2 SR.
Posko BNPB telah melakukan konfirmasi ke BPBD untuk mengetahui dampak gempa. Guncangan gempa dirasakan keras di Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa Barat, Sumbawa Besar, Lombok Barat dan Kota Mataram selama 5-10 detik.
Gempa dirasakan sedang di Bali seperti di Jembrana, Kota Denpasar, Karangasem, Badung, Gianyar, Bangli, Kulungkung dan Buleleng selama 5-10 detik.
Gempa juga dirasakan ringan di Jawa Timur bagian timur dan Makassar.
Saat terjadi gempa, masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah di Lombok. Sebagian masyarakat histeris karena merasakan guncangan gempa yang lebih keras dibandingkan sebelumnya. Mereka mendengar suara gemuruh yang kemungkinan berasal dari longsoran di perbukitan dan Gunung Rinjani.
Belum dapat dipastikan dampak gempa karena listrik padam dan komunikasi mati di Lombok Timur.
Kondisi listik PLN padam di seluruh Lombok. Kondisi gelap gulita sehingga menyulitkan untuk memperoleh informasi dampak gempa.
“Gempa dirasakan keras di Lombok Timur yang paling berdekatan dengan pusat gempa. Gempa dirasakan VI MMI di Lombok Timur. Berdasarkan laporan dari aparat di Lombok Timur belum dapat dipastikan berapa korban jiwa dan kerusakan. Situasi listrik padam. Gempa susulan masih terasa. Warga mengamankan diri dan mengungsi di lapangan yang ada dan menjauhi bangunan-bangunan,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Di Kecamatan Sembalun Lombok Timur, kata Sutopo, warga yang sedang dirawat di Pustu Sembalun dievakuasi menuju Rumah sakit Lapangan Yonkes di Lapangan Sembalun. Masyarakat juga diarahkan mengungsi di lapangan Sembalun. Beberapa rumah dan bangunan roboh.
“Banyak bangunan roboh di Kecamatan Sambelia. Masyarakat berkumpul di lapangan dan di tempat yang aman. Masyarakat merasakan trauma dengan gempa,” ujarnya.
(ameera/arrahmah.com)