BEKASI (Arrahmah.com) – Bagaimana kondisi jamaah Masjid Muhammad Ramadhan (MMR) paca dirampas pemkot Bekasi, Ahad (20/04/2014)? Ini fakta yang langsung didapati di lapangan dua hari usai dirampas, betapa memprihatinkan MMR.
Masjid yang dulunya makmur shalat jamaahnya, kian menjadi sepi. Shalat Shubuh pada Senin (21/04/2014) kemarin hanya diikuti empat orang. Lebih parah lagi pada shalat Shubuh hari ini, Selasa (22/04/2014), petugas yang membawa kunci datang terlambat. Saat masjid lain sudah iqomah, masjid baru dibuka.
“Ana baru dari masjid (Muhammad Ramadhan,-red)shalat shubuh di sana, yang pegang kunci datang kesiangan. Beberapa saat menjelang iqomah baru datang,” tutur Abu Taqi, salah seorang jamaah shalat lima waktu di MMR, tulis voaislam.com.
Dia mengaku sedih dengan kondisi masjid yang tepat berada di pinggir jalan utama menuju perumahan Taman Galaxi, Bekasi Selatan (samping Kantor Kecamatan Bekasi Selatan) itu. Menurutnya, Shalat Shubuh adalah parameter kemakmuran sebuah masjid. Jika masjid yang sebesar itu, mampu menampung seribuan jamaah, hanya ada empat jamaah pada shalat Shubuhnya bukti pengurus baru tidak becus memakmurkan masjid.
Abu Taqi berpesan, pihak-pihak yang terlibat perampasan pengurus lama akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak, tak terkecuali pihak yayasan yang ketuanya pengikut roja’.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam Al Quran Surat Attaubah ayat 18.
“Yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan takut hanya kepada Allah, Mudah-mudahan orang-orang mukmin itu menjadi golongan orang yang mendapat hidayah.”
Pertanyannya, perampas MMR yang – Qodarullah – telah membuat masjid sepi pada shalat lima waktunya, apakah mereka terhitung orang yang melaksanakan shalat dan layak memegang Dewan Kemakmuran Masjid?
(azm/arrahmah.com)