NEW DELHI (Arrahmah.com) – Ratusan keluarga Muslim Rohingya telah meninggalkan India menuju Bangladesh sejak tujuh pria Rohingya dideportasi ke negara asalnya Myanmar pada Oktober, ungkap para tokoh masyarakat, Kamis (17/1/2019).
Lebih banyak lagi Muslim Rohingya yang bersiap untuk melarikan diri dari tindakan keras tersebut.
Pemerintah nasionalis Hindu India menganggap Rohingya sebagai orang asing yang ilegal dan berbahaya bagi keamanan.
Pemerintah India telah memerintahkan agar puluhan ribu Muslim Rohingya yang tinggal di permukiman diidentifikasi dan dipulangkan.
Bulan ini, India mendeportasi keluarga Muslim Rohingya yang terdiri dari lima orang ke Myanmar yang mayoritas beragama Buddha.
Hal tersebut merupakan pengusiran kedua dalam tiga bulan ini.
Fakta ini mengkhawatirkan publik mengingat PBB mengatakan bahwa kondisinya tidak kondusif bagi mereka untuk kembali ke Myanmar setelah mereka melarikan diri dari kekerasan dan penganiayaan selama bertahun-tahun.
“Banyak orang di India telah memberikan pernyataan seperti meluncurkan ‘gerakan membunuh'” ungkap Mohammed Arfaat, seorang pemimpin pemuda Rohingya yang berangkat ke Bangladesh pada Oktober setelah enam tahun berada di kota Jammu, India utara.
Arfaat, (24), ayah dua anak, merujuk pernyataannya tersebut pada seruan yang dilakukan oleh Kamar Dagang & Industri Jammu untuk mengidentifikasi dan membunuh Rohingnya.
“Kami sudah menghadapi begitu banyak masalah di negara kami dan kami membutuhkan kebebasan untuk tinggal di tempat lain,” kata Arfaat melalui telepon dari Cox’s Bazar di Bangladesh, lansir Channel News Asia.
Arfaat dan pemimpin pemuda Rohingya lainnya mengatakan hampir 2.000 orang Rohingya telah pergi ke Bangladesh dalam beberapa bulan terakhir.
(ameera/arrahmah.com)