ANKARA (Arrahmah.com) – Turki membuka kembali penerbangan ke kota Sulaimaniyah, di Irak, setelah boikot 16 bulan, kata pejabat di wilayah semi-otonomi Kurdi, Irak.
Sebuah penerbangan Turkish Airlines tiba di bandara Sulaimaniyah Sabtu pagi (26/1/2019).
Tahir Abdullah, direktur bandara, mengatakan bahwa pemulihan penerbangan harian dari Turki akan menghidupkan kembali aliran pendapatan utama ke wilayah tersebut setelah Ankara menghentikan lalu lintas udara ke dan dari kota setelah referendum kemerdekaan yang kontroversial.
“Larangan penerbangan Turki telah mengurangi pendapatan bandara Sulaimaniyah sebesar $ 5,4 juta selama setahun terakhir,” kata Abdullah.
Ada 36 persen lebih sedikit penerbangan pada 2018, dengan impor turun 73 persen dan ekspor 82 persen, menurut Abdullah.
“Karena larangan penerbangan Turki, bandara Sulaimaniyah kehilangan $ 15.000 setiap harinya,” katanya.
Pihak berwenang Irak telah menghentikan semua penerbangan internasional ke Erbil, ibukota wilayah Kurdi Irak, dan Sulaimaniyah, setelah wilayah Kurdi diproses dengan referendum kemerdekaan yang kontroversial pada September 2017.
Orang-orang Kurdi menganggap referendum ini sebagai langkah bersejarah, sementara Irak menganggap pemilihan itu tidak konstitusional.
Turki juga menentang pemungutan suara karena khawatir hal itu dapat meningkatkan seruan otonomisasi antara penduduk Kurdi sendiri.
Baghdad mencabut larangan itu pada Maret tahun lalu menyusul kesepakatan untuk menyerahkan dua bandara kepada pemerintah pusat.
Pada bulan Maret, Turki mencabut larangan pada Erbil, tetapi tetap melakukannya di Sulaimaniyah karena alasan keamanan.
Kepala Otoritas Penerbangan Sipil Irak, Ali Khalil Ibrahim mengatakan, Iraqi Airways akan melanjutkan penerbangan antara Sulaimaniyah dan Istanbul dalam beberapa hari ke depan. (Althaf/arrahmah.com)