ISA KHEL (Arrahmah.com) – Kelompok-kelompok Islam Pakistan telah melakukan langkah yang lebih cepat untuk membantu warga Pakistan pasca bencana banjir bulan ini. Sikap semacam ini memenangkan hati dan pikiran warga Pakistan di tengah-tengah keputusasaan mereka yang terus meningkat terhadap pemerintahnya sendiri.
Banjir terburuk dalam 80 tahun yang menimpa wilayah sepanjang Sungai Indus, dari utara ke selatan ini telah menewaskan lebih dari 1.600 orang dan dua juta orang kehilangan tempat tinggal.
Kelompok-kelompok Islam ini lebih cepat merespon dengan upaya penyelamatan. Pemerintah, yang mengklaim diri mereka kewalahan oleh skala bencana yang sangat besar ini, telah menuai kecaman rakyat Pakistan sebagai institusi yang sangat tidak efektif.
“Mereka adalah yang pertama datang dengan traktor dan van untuk mengevakuasi kami,” kata Shafaatullah Khan yang tinggal di sebuah desa dekat Indus di propinsi Punjab menanggapi kehadiran kelompok-kelompok Islam tersebut.
“Jika mereka tidak ada, akan banyak warga yang tewas. Mereka bekerja siang dan malam untuk mengevakuasi warga dan menyediakan makanan dan air minum.”
Reuters melaporkan pada Senin (9/8/2010), sejumlah anggota Jamaat-ud-Dawa (Jud), misalnya, mendirikan empat tenda darurat untuk menyiapkan makanan sementara empat muslimah yang mengenakan burqa amal berada di pos medis.
Jud adalah sayap amal dari kelompok terlarang Lashkar-e-Taiba (LET), yang selama bertahun-tahun memerangi pasukan India di wilayah Kashmir yang disengketakan. LeT pun dituduh sebagai dalang serangan di kota Mumbai India pada tahun 2008.
“Setiap orang memiliki kesan baik terhadap mereka,” kata pemilik tanah Mohammad Ali Khan.
Fenomena semacama ini bukan kali pertama bagi kelompok-kelompok Islam, yang selama ini dipropagandakan pemerintah boneka asing sebagai kelompok yang selalu menuai teror, untuk melakukan peran mereka dalam membantu rakyat Pakistan menghadapi bencana alam.
Pada tahun 2005, mereka pun meraih reputasi yang cukup tinggi sebagai kelompok yang memberi bantuan tanpa kenal lelah terhadap ribuan korban setelah gempa bumi yang menewaskan 73.000 orang di bagian utara Pakistan. Mereka juga membantu orang terlantar akibat pertempuran pemerintah melawan ‘militan’.
Banyak korban banjir mengkritik pemerintah karena pemerintah berlepas tangan dari kewajibannya untuk memberi bantuan dengan cepat. Pemerintah Pakistan telah gagal di mata rakyatnya sendiri. Bahkan sebagaian rakyat Pakistan semakin tidak percaya pada pemerintahnya setelah pemerintah Pakistan secara terang-terangan menjadi sekutu dekat Amerika Serikat dalam kampanye global melawan militansi yang dinilai hanya merugikan rakyat sipil Pakistan.
Banyak rakyat Pakistan sangat curiga pada Amerika Serikat, terutama karena perang di Irak dan Afghanistan yang mereka pandang sebagai serangan terhadap Islam. (althaf/arrahmah.com)