BANDUNG (Arrahmah.com) – Ormas Islam dan komunitas dakwah Pegiat Ahlu Sunnah (PAS) Jawa Barat (Jabar) mendatangi sejumlah tempat di Kota Bandung yang disinyalir akan digelar perayaan Asyura Syiah, Rabu (12/10/2016). Mereka mendatangi Yayasan Al Jawad di kawasan Gegerkalong, Yayasan Muthahhari di Jl.Kampus dan Majelis Alwi Assegaf di Jl.Kembar.
Menurut Hasan Faruqi, Spd.I, Ketua PAS Jabar, hal tersebut dilakukan sebagai upaya menciptakan suasana kondusif dari usaha provokatif dari kelompok Syiah.
Sebagaimana diketahui pada tahun-tahun sebelumnya ketiga tempat tersebut masih mengadakan perayaan Asyura Syiah meski hanya kecil-kecilan. Namun nampaknya untuk tahun ini ketiga tempat yang dianggap kantong Syiah di Bandung init nampak sepi dari aktivitas Asyura.
Hasan menjelaskan, untuk memastikan hal tersebut pada malam Rabu dan malam Kamis PAS Jabar bersama 300 laskar mengecek ke lokasi-lokasi yang terindikasikan akan melakukan perayaan Asyura Syiah namun sepi.
“Di tempat-tempat tersebut PAS Jabar juga memasang spanduk penolakan serta menyampaikan kepada warga sekitar bahwa Syiah itu sesat dan menyesatkan maka harus ditolak dan diwaspadai,” paparnya kepada redaksi, Kamis (13/10).
Langkah pengecekan ke lokasi kantong-kantong Syiah ini, jelas Hasan, sebagai upaya untuk memastikan aparat keamanan dan pemerintah khususnya Kota Bandung yang telah berkomitmen untuk tidak memberikan izin perayaan Asyura Syiah di wilayah Bandung khususnya dan Jawa Barat pada umumnya.
Hasan juga mengatakan, sebelumnya Jum’at (7/10) PAS Jabar telah mendatangi Mapolrestabes Bandung yang diterima Kasi Intelkam Kompol Haeruman, kemudian ke Walikota Bandung yang diterima Bapak Iwan Hermawan selaku Kepala Kesbangpol Kota Bandung. Selanjutnya ke Yayasan Muthahhari yang diterima Miftah Fauzi Rahmat selaku pengurus Yayasan dan Sekolah Muthahhari yang juga anak Jalaludin Rakhmat, kemudian ke Majelis Habib Alwi Assegaf yang juga kerap mengadakan acara Asyura.
“Selain menyerahkan surat penolakan acara Asyura Syiah, PAS Jabar juga menyerahkan surat rekomendasi dari MUI Jabar dan Kemenag Jabar tentang ajaran Syiah dan perayaan Asyura,” terangnya.
PAS Jabar sudah dapat komitmen dari Polrestabes Bandung dan Pemkot Bandung untuk tidak lagi memberi izin perayaan Asyura Syiah. Komitmen itu yang kita tagih dan ingin kita buktikan dilapangan.
Terkait adanya kabar perayaan Asyura yang pindah ke Cirebon dengan berangkatnya beberapa rombongan yang diduga dari kalangan IJABI Kota Bandung,
“Kami belum dapat laporan resmi. Namun sekiranya itu benar maka PAS Jabar sangat menyayangkan khususnya kepada aparat kepolisian atas diizinkannya acara tersebut meski dilakukan diluar Kota Bandung,” jelas Hasan.
Sebelumnya PAS Jabar sudah mendapat informasi bahwa ANNAS Pusat sudah melayangkan surat ke Polda Jabar untuk tidak memberi izin perayaan Asyura Syiah di wilayah hukum Polda Jabar, harusnya itu juga diindahkan. Jika ada kepastian akan adanya perayaan Asyura Syiah di wilayah Jabar maka insya Allah akan mendatangi Polda Jabar untuk meminta klarifikasi.
Menurut Hasan, sepinya perayaan Asyura Syiah di Kota Bandung tahun ini selain adanya komitmen dari Polrestabes dan Pemkot Bandung untuk tidak memberi izin juga karena semakin sadarnya masyarakat Muslim dalam memahami akan sesatnya paham Syiah sehingga ummat semakin sadar.
“Demikian juga dengan gencarnya sosialisasi tentang ajaran Syiah yang dilakukan ormas-ormas Islam dan elemen serta komunitas dakwah lainnya. Hal ini dinilai lebih efektif karena masyarakat sekitar sendiri yang menolaknya,” paparnya.
PAS Jabar berkomitmen akan terus sosialisasikan kegiatan tersebut dengan mengacu pada buku panduan “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia” terbitan MUI Pusat sebagai bagian dari dakwah kepada semua pihak baik langsung kepada masyarakat juga kepada pejabat dan aparat keamanan.
“Sebab, mereka yang punya kewenangan sehingga kalau mereka paham pasti tidak mengizinkan atau mendukung segala kegiatan Syiah khususnya di Kota Bandung dan Jawa Barat,” tegas Hasan.
(azmuttaqin/*/arrahmah.com)