SYDNEY (Arrahmah.com) – Sebuah partai sayap kanan Australia telah meningkatkan kampanye kebencian terhadap komunitas Muslim, dan mendesak para pendukungnya untuk mengambil foto-foto Muslimah berhijab di depan umum dan mengunggah foto-foto tersebut di internet khususnya media sosial untuk dijadikan bahan pelecehan.
“Saya sedang dalam perjalanan ke tempat kerja seperti yang biasa saya lakukan,” kata seorang ibu dari tiga anak yang difoto di kereta api dan kemudian dipermalukan secara keji di postingan Facebook, kepada ABC News pada Selasa (22/4/2014).
“Teman-teman mengatakan kepada saya bahwa foto saya ada di halaman Facebook Australian Defense League (ADL). Ketika saya melihat gambar itu, saya terkejut.”
Ibu Muslimah tersebut merupakan salah satu korban dari kampanye kebencian secara online yang dilakukan oleh partai anti-Islam ADL yang menargetkan Muslimah yang mengenakan hijab atau burqa untuk melecehkan mereka di media sosial.
Setelah beraneka ragam bentuk serangan yang dilakukan, kini ADL beralih ke media sosial untuk mengkampanyekan kebencian terhadap komunitas Muslim Australia.
“Saya menyerukan berakhirnya Islam di negara kita dan mudah-mudahan di dunia,” sesumbar Ralph Cerminara, Salah satu pemimpin ADL, dalam sebuah posting Facebook baru-baru ini.
“Jika ummat Islam harus mati, maka matilah. Ini hak kami untuk melawan mereka.”
Setelah menjadi korban pelecehan di media sosial, ibu Muslimah tersebut terpaksa mengambil cuti dari pekerjaannya karena tertekan dan melakukan konseling.
Foto ibu Muslimah di halaman Facebook ADL disertai dengan komentar melecehkan dari para pengikut ADL.
Khawatir atas keselamatannya, ibu Muslimah itu telah beralih ke Asosiasi perempuan Muslim untuk melakukan konseling.
“Mengapa mereka menyerang wanita? Mengapa mereka mengambil foto tanpa persetujuan mereka? “Tanya Maha Abdo dari Asosiasi perempuan Muslim.
“Apakah itu suatu tindakan rasis atau tidak, ini bukan lagi tentang hal itu; tapi ini tentang dampak dari kata-kata mereka dan reaksi mereka terhadap orang lain.”
“Organisasi yang dibuat atas nama membela Australia ingin menyulut api permusuhan di seluruh Australia,” kata seorang ulama Asutralia, Ibrahim Abu Muhammad
“Mereka berurusan dengan hal yang paling berharga yang dimiliki manusia, yaitu keyakinannya,” tambahnya.
Mengomentari serangan anti-Muslim baru-baru ini, pemimpin ADL menolak untuk meminta maaf.
“Jika itu cara itu yang harus dilakukan, maka itulah yang harus dilakukan,” Ralph Cerminara, seorang teknisi IT yang telah menghabiskan lebih dari tiga tahun sebagai presiden nasional partai ADL dan mengklaim memiliki dukungan dari Angkatan Pertahanan Australia, mengatakan kepada ABC.
“Mereka mengenakan hijab, sama seperti seseorang yang memakai bintang setan di leher mereka.”
“Kami tahu apa yang mereka perjuangkan dengan memakai itu.”
Pernyataan Cerminara tersebut mencerminkan kebodohannya yang tidak mengetahui bahwa hijab merupakan pakai wajib bagi Muslimah.
Dia juga menambahkan bahwa tujuan dari partai ADL adalah untuk melarang Islam dan untuk “mempertahankan budaya Australia dan orang-orang Australia dengan segala cara”.
Didirikan pada tahun 2009, partai yang merupakan afiliasi dari partai sayap kanan English Defence League, ADL telah meningkatkan sentimen anti-Islam di Australia.
Serangan ADL baru-baru ini terhadap komunitas Muslim termasuk menguntit dan memotret Muslimah di angkutan umum, penyemprotan makian terhadap ummat Islam di jalan-jalan Sydney dan di media sosial, menampilkan poster anti-Islam di luar masjid dan bahkan mengancam akan meledakkan sebuah sekolah Islam.
Muslim, yang telah berada di Australia selama lebih dari 200 tahun, membentuk 1,7 persen dari populasi Asutralia. Islam adalah agama terbesar kedua di negara itu setelah agama Kristen.
(ameera/arrahmah.com)