CHAMAN (Arrahmah.id) – Para anggota partai-partai nasionalis di Chaman telah mengkritik “kebijakan-kebijakan yang menindas” dari Pakistan, dan mengatakan bahwa sudah waktunya untuk menuntut hak-hak mereka dari negara Pakistan.
Dalam sebuah aksi protes di kota Chaman, mereka menuduh bahwa Pakistan telah merampas sumber daya dan hak-hak orang Pashtun dan Baloch.
Menurut para anggota partai nasionalis, jika Pakistan tidak mempertimbangkan kembali kebijakan-kebijakannya saat ini, mereka akan memutuskan hubungan mereka dengan negara tersebut, lansir Tolo News (17/4/2025).
Asghar Khan Achakzai, ketua provinsi Partai Nasional Awami (ANP) -Balochistan, mengatakan: “Kami akan mendapatkan hak-hak kami atau kami tidak akan lagi menerima pemerintahan Punjab. Sikap kami sudah jelas sekarang. Pashtun telah dirampas hak-haknya di tanah mereka sendiri, di Balochistan.”
Majid Kakar, seorang anggota Gerakan Perlindungan Pashtun -Balochistan, mengatakan kepada para hadirin: “Mereka tidak percaya pada protes dan demonstrasi damai. Oleh karena itu, pemberontakan nasional dan pembentukan tentara diperlukan. Dengan cara inilah kita dapat membebaskan rakyat Afghanistan dan rakyat Baloch dari penindasan yang sedang berlangsung dan mencapai hak-hak kita.”
Perwakilan partai politik juga mengutuk persyaratan paspor dan visa di penyeberangan Chaman-Spin Boldak, dan menyebutnya sebagai upaya yang gagal untuk memisahkan warga Afghanistan.
Nasrullah Khan Zeri, seorang anggota Partai Nasional Awami -Balochistan, mengatakan: “Kami tidak menerima persyaratan paspor untuk melintasi Jalur Durand. Perjalanan harus diizinkan dengan kartu identitas nasional (Tazkira), dan kami menolak setiap keputusan yang bertentangan.”
Pertemuan di Chaman juga mencakup kritik terhadap deportasi paksa yang dilakukan oleh Pakistan terhadap para pengungsi Afghanistan, yang digambarkan sebagai bagian dari agenda politik Pakistan yang lebih luas. (haninmazaya/arrahmah.id)