BRUSSELS (Arrahmah.com) – Di tengah lanskap politik Eropa yang bergejolak, sebuah partai Islam- yang bertujuan untuk menerapkan syariat Islam – berharap akan memenangkan kursi dalam pemilihan kota yang akan berlangsung pada bulan Oktober di Belgia.
Didirikan pada tahun 2012, Partai ISLAM telah mengejutkan publik Belgia di tahun pertama dengan memenangkan kursi di parlemen Kota Anderlecht dan Molenbeek di wilayah Brussels, Ibu Kota Belgia.
Di antara kebijakannya adalah: Partai ini ingin memisahkan pria dan wanita di angkutan umum.
“Sangat baik memisahkan laki-laki dan perempuan di angkutan umum,” kata Sarouj Muhammea, seorang warga Molenbeek.
“Ada pria yang melakukan pelecehan seksual terhadap wanita di bus, bahkan ada wanita yang juga melecehkan pria,” lanjutnya.
“Ini adalah proyek yang lahir dari permintaan kaum perempuan, yang mana mereka menjadi korban pelecehan, oleh orang-orang yang berpendidikan rendah, oleh orang-orang tak bermoral,” ujar Abdelhay Bakkali Tahiri, Presiden Partai Islam, mengatakan kepada Euronews, Kamis (26/4/2018).
“Di Jepang, hal ini telah berjalan dengan sangat baik, ada mobil yang disediakan khusus untuk wanita selama jam sibuk.”
Tentu saja, di negara di mana Muslim adalah minoritas, ide yang ditawarkan Partai Islam ini memicu reaksi keras dari politisi Belgia di media sosial. Pemisahan pria dan wanita dikecam dan hukum Syariah dikritik sebagai pelanggaran hak asasi manusia.
“Kami tidak dapat melarang partai politik bahkan jika partai ini mendukung ide-ide “ekstrim” karena lanskap politik memiliki cukup ruang untuk semua pihak ini,” kata Hasni Abidi, Direktur Pusat Studi dan Penelitian untuk Dunia Arab dan Mediterania (CERMAM), di Jenewa
Pada akhirnya, pemilih yang akan memutuskan nasib partai Islam di Belgia, yang merupakan rumah bagi lebih dari 780 ribu Muslim.
Agama Islam terus menunjukkan eksistensi yang semakin kuat di Belgia
Negara berpenduduk 10 juta jiwa itu kini menjadi tempat bermukim sekitar 780 umat Muslim, atau enam persen dari populasi.
Sejalan dengan itu, tumbuh pula tempat-tempat ibadah dan kegiatan keagamaan. Ada sekitar 300 masjid, mushala maupun pusat keislaman di seluruh Belgia. Pemerintah pun, sesuai undang-undang, tidak menghalangi umat beragama, termasuk Muslim, untuk membangun tempat ibadah atau sarana pendidikan.
Islam yang terus bertumbuh menyebabkan perubahan secara demografi. Di banyak wilayah, penduduk Muslim sudah lebih banyak ketimbang pemeluk Protestan dan Yahudi. Majalah terkemuka L’Express dalam sebuah artikelnya, bahkan berani memprediksikan bahwa dalam 20 tahun ke depan, Islam bisa menjadi agama dominan di ibu kota Brussel.
(ameera/arrahmah.com)