BEIRUT (Arrahmah.id) – Anggota parlemen Libanon, Kamis (24/11/2022), gagal untuk ketujuh kalinya memilih presiden baru saat negara itu bergulat dengan krisis politik dan ekonomi yang semakin dalam, lapor Kantor Berita Anadolu.
Sesi pemungutan suara dihadiri oleh 110 anggota dari 128 anggota parlemen.
Michel Moawad, seorang kandidat yang didukung oleh partai Pasukan Libanon, memperoleh 42 suara, jauh dari angka yang dibutuhkan untuk memenangkan putaran pertama, sementara 50 anggota parlemen memberikan suara kosong.
Juru bicara parlemen, Nabih Berri, menetapkan sesi pemungutan suara berikutnya selama sepekan dari sekarang, pada 1 Desember, lansir MEMO (24/11/2022).
Seorang kandidat membutuhkan dua pertiga suara (86 anggota parlemen) di parlemen yang beranggotakan 128 orang untuk melewati tahap pertama, sementara mayoritas mutlak diperlukan di putaran berikutnya.
Mantan Presiden, Michel Aoun, meninggalkan jabatannya pada 31 Oktober setelah menyelesaikan masa jabatan enam tahun, tanpa anggota parlemen menyetujui penggantinya.
Sejak 2019, Libanon telah menghadapi krisis ekonomi yang melumpuhkan yang menurut Bank Dunia, adalah salah satu yang terburuk yang pernah dialami dunia di zaman modern.
Negara itu tidak memiliki pemerintahan yang berfungsi penuh sejak Mei, dengan Perdana Menteri, Najib Mikati, dan Kabinetnya memiliki kekuasaan terbatas dalam status caretaker mereka saat ini. (haninmazaya/arrahmah.id)