ASTANA (Arrahmah.com) – Parlemen Kazakhstan pada Kamis (9/6/2011) menolak rencana pengiriman pasukannya ke Afghanistan untuk bergabung dengan pasukan NATO memerangi Taliban.
Keputusan ini muncul dari membatalkan pemungutan suara yang dilakukan oleh majelis rendah bulan Mei lalu untuk mengirim empat prajurit bergabung dengan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF).
Keputusan ini pun dipengaruhi oleh ancaman mujahidin Taliban, yang mengeluarkan peringatan bahwa penyebaran pasukan semacam itu akan berdampak negatif jangka panjang.
“Komite hubungan internasional, pertahanan, dan keamanan mengusulkan agar menolak RUU ini dan mengirimkannya kembali ke Mazhilis (majelis rendah parlemen),” kata Mukhtar Altynbayev, seorang mantan menteri pertahanan, yang saat ini menjadi anggota parlemen.
Kazakhstan, dimana 70 persen dari 16,4 juta penduduknya adalah Muslim, akan menjadi republik bekas Soviet pertama di Asia Tengah yang berencana untuk mengirim perwakilan untuk bergabung dengan ISAF.
Menteri Luar Negeri Kazakhstan, Yerzhan Kazykhanov, mengatakan pada 27 Mei bahwa keempat orang yang diusulkan sebagai perwakilan akan dikerahkan di Kabul untuk membantu ‘upaya PBB’ dalam rangka ‘menstabilkan’ negara itu.
“Kazakhstan tidak harus menyerah kewenangannya sebagai bangsa yang damai hanya karena empat perwira itu,” kata Senator Svetlana Zhalmagambetova.
“Negara kita memiliki cara sendiri dan kebijakan sendiri,” pungkasnya. (althaf/arrahmah.com)