INGGRIS (Arrahmah.com) – Mengutip ulasan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia pada Sabtu (20/9/2014) bahwa tren kelahiran anak Muslim menunjukkan peningkatan yang signifikan di Inggris, melebihi tren angka kelahiran Kristen. Hal ini menciptakan kekhawatiran kalangan Kristen, salah satunya seperti ditunjukkan oleh seorang kolumnis Inggris untuk dailymail.co.uk. Mark Howarth, Ahad (14/9).
“Statistik terbaru, yang diambil dari Sensus 2011 memberikan wawasan atas langkah cepat perubahan demografis di seluruh Inggris, angka-angka itu menunjukkan keyakinan agama tradisional (Kristen) sedang pudar untuk pertama kalinya di beberapa bagian dari negara Inggris,” ungkapnya dalam kolom yang berjudul “The changing face of Britain: A child in Birmingham is now more likely to be a Muslim than Christian”, Ahad (14/9) di situs dailymail.co.uk.
Howarth pun mengambil contoh kota besar kedua Inggris, Birmingham. “Dari 278.623 anak-anak, 97.099 terdaftar sebagai Muslim dibandingkan dengan 93.828 anak sebagai Kristen. Sisanya adalah penganut agama lain seperti Hindu atau Yahudi, atau tidak beragama,” bebernya.
Tren serupa juga ditunjukkan Howarth telah muncul di kota-kota Bradford dan Leicester, kota-kota Luton, Bedfordshire, dan Slough di Berkshire, serta London borough Newham, Tower Hamlets dan Redbridge. “Hampir dua-pertiga dari anak-anak (di kota-kota tersebut) adalah Muslim,” tegasnya.
Howarth mengutip pernyataan Profesor Ted Cantle, dari ICoCo Foundation, yang mempromosikan kesatuan masyarakat. “Apa yang kita lihat ada beberapa kecenderungan yang berjalan bersama-sama. Ada penurunan jangka panjang dalam mendukung agama-agama yang mapan, terutama Kristen; imigrasi yang terus terjadi dari sub-benua Asia; dan tingkat kesuburan lebih tinggi di antara penduduk Muslim, yang memiliki profil usia jauh lebih muda,” ungkapnya mengutip Ted Cantle.
Menurut Howarth memang angka statistik menunjukkan Kristen masih menjadi agama dominan di setiap wilayah otoritas lokal di Inggris dan Wales, bahkan di kota-kota yang paling beragam secara budaya. Dari 45.5 juta, 27.9 juta adalah Kristen, dibandingkan dengan 1.8 juta Muslim, kelompok terbesar kedua.
“Namun, di antara anak-anak yang tergantung pada orang tua —yang didefinisikan sebagai mereka yang berusia hingga 15 tahun, atau antara 16 dan 18 tahun dan mengenyam pendidikan dan masih tinggal di rumah— kesenjangan itu kecil,” keluhnya.
Dari 12.1 juta anak-anak, 6.1 juta beragama Kristen dan 1 juta adalah Muslim. Dan di beberapa tempat, keseimbangan itu kini condong kepada Islam. Di Bradford, 52.135 anak Muslim (45 persen) dibanding 47,144 anak Kristen.
Di Leicester masing-masing 22.693 anak Muslim dan 18.190 Kristen. Kesenjangan terluas ada di Tower Hamlets dengan 62 persennya adalah anak-anak Muslim, Kristen kalah banyak dengan angka 34.597 Muslim 8.995 Kristen.
Komentar Hizbut Tahrir
Masyarakat barat dengan gaya hidup individualis dan materialistis telah menuai hasil krisis generasi, karena rusaknya moral dan ketidakpedulian dalam membangun keluarga.
Berbeda dengan keluarga Muslim, dimana Islam memberikan pondasi yang kuat dalam membangun keluarga harmonis. Sekalipun ada upaya barat untuk menghalangi angka pertumbuhan, keluarga Muslim tetap bangga memiliki anak yang banyak.
Sebagaimana hadits bahwa Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam akan membanggakan kaum muslim yang banyak di yaumil akhir bahwa,
“Nikahilah wanita yang banyak anak, karena sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat lain.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa’i).
Dan kaum muslimin memiliki keyakinan yang kuat bahwa Allah Swt telah menjamin rizki setiap hambanya bahkan termasuk binatang (QS. Huud : 6). Maasyaa Allah.
(adibahasan/arrahmah.com)