JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) , Bambang Sudibyo mengatakan ketimpangan ekonomi di Indonesia saat ini merupakan cara Tsamudian, yang pernah dijalankan kaum Tsamud. Untuk itu Baznas meminta pemerintah mewaspadai kesenjangan ekonomi yang kian parah antara kelompok mayoritas yang didominasi umat Islam dan minoritas.
“Kalau dalam AlQuran diceritakan ada kisah yang menjelaskan bahayanya ancaman kesenjangan ekonomi ini, dijelaskan dalam kisah kaum Tsamud bersama Nabi Saleh yang diulang lebih dari 16 kali,” ungkap Bambang di kantor Baznas baru baru ini, lansir Republika.co.id
Apa itu ekonomi kaum Tsamudian? Bambang menjelaskan, yakni kisah bangsa Tsamud yang sangat maju ekonominya terutama peternakan untanya. Namun di tengah kemajuan ekonomi bangsa tsamud itu jurang kesenjagan itu sangat lebar, yang diperparah dengan mengingkari perintah Allah.
Ekonomi bangsa Tsamud yang berbasis peternakan unta, ungkap Bambang, hanya dikuasai sembilan keluarga saja dari seluruh bangsa Tsamud. Selain itu, ke sembilan keluarga ini menguasai sumber ekonomi dengan memonopoli akses terhadap sumber air. Padahal, jelas dia, sumber kehidupan yang paling penting bagi unta dan masyarakat adalah air.
Disebutkan dalam Al Qur’an monopoli ekonomi oleh sembilan kelompok keluarga dari bangsa Tsamud ini sudah melampaui batas. Sehingga hewan ternak masyarakat kecil di luar kepemilikan sembilan keluarga ini semua kurus-kurus. “Kemudian diutuslah Nabi Saleh oleh Allah SWT untuk mengkoreksi kesenjangan ekonomi yang terlalu ekstrim ini,” katanya.
Mantan Menteri Pendidikan Nasional ini meneritakan cara Nabi Saleh mengkritisi cara monopoli sumber ekonomi seperti ini. Kemudian Allah pun menunjukkan mukjizat kepada Nabi Saleh dengan keluarnya unta betina dari celah batu. Nabi Saleh kemudian meminta biarlah unta betina milik Allah ini meminum sumber air yang ada.
Namun beberapa orang dari sembilan keluarga terkuat bangsa Tsamud membunuh unta Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala pun murka hingga ditimpakan azab kepada mereka. Kemudian dihancurkan dan punahlah mereka karena melampaui batas terhadap monopoli sumber kehidupan dan ekonomi.
Dari kisah inilah, Bambang berharap umat Islam harus mewaspadai ancaman kesenjangan ekonomi yang kian tajam tersebut. Salah satu cara yang paling tepat adalah menggiatkan kembali aktivitas zakat yang menjadi bagian penting dari perintah agama setelah Shalat.
Menurut Bambang, kini disadari atau tidak, ekonomi Indonesia mengalami kesenjangan yang sangat tinggi. Kecenderungannya mengarah pada kesejangan ekonomi yang Tsamudiyan, artinya memiliki model seperti kepincangan ekonomi bangsa Tsamud. Bedanya monopoli ini bukan peternakan unta dan sumber air, tapi sumber ekonomi lain.
(azm/arrahmah.com)